Lihat ke Halaman Asli

Mengunjungi UMKM Tampah Anyaman Bambu; Warisan Budaya yang Menghidupkan Ekonomi Lokal

Diperbarui: 7 Januari 2025   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. mengunjungi UMKM  tampah dan tambir (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Malang, 4 Januari 2025 -- kelompok KKM Lokakalyana 82 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengunjungi salah satu UMKM pembuatan tampah dan tambir dari anyaman bambu yang berlokasi di Dusun Sukosari Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Tampah dan tambir adalah perabot rumah tangga yang biasanya berbentuk bulat dan digunakan untuk menampi (membersihkan) beras. Usaha yang didirikan oleh Bapak Abdul Selamet sejak 15 tahun lalu ini berawal dari belajar menganyam dari temannya, lalu kemudian memutuskan untuk membuka usahanya sendiri.

Untuk memastikan kualitas hasilnya, pembuatan tampah dan tambir harus melalui beberapa proses penting. Mula-mula bambu yang sudah dipilih akan dikeringkan dengan api. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat didalam bambu sehingga bambu menjadi lebih tahan lama. Selanjutnya, bambu yang sudah dikeringkan ditipiskan dan dianyam dengan ketelitian dan ketelatenan tinggi. Menurut bapak selamet, satu tampah dan tambir bisa diselesaikan dalam waktu 2-3 jam dengan ketahan bisa sampai 2-3 tahun.

"kaendahan pring lan pangatusan sing apik minangka kunci tampah sing tahan suwe" ucap Bapak Abdul Selamet dalam bahasa jawa, yang artinya pemilihan bambu yang tepat dan proses pengeringan yang baik adalah kunci untuk menghasilkan tampah dan tambir  yang tahan lama.

Tampah dan tambir yang sudah siap pakai kemudian dijual ke pengepul. Untuk ukuran kecil Bapk Abdul Selamet membandrol dengan harga  Rp 25.000 dan Rp 35.000 untuk ukuran yang lebih besar. Harga yang terjangkau untuk sebuah kerajinan tangan yang digunakan dalam waktu jangka panjang.

Sayangnya, Bapak Abdul Selamet menghadapi tantangan dalam pemasaran dan tenaga. Bapak Abdul Selamet membutuhkan bantuan dalam memperluas jangkauan pemasaran seperti melalui media online, selain itu beliau mengaku kekurangan tenaga dikarenakan sejauh ini beliau bekerja sendiri tanpa ada bantuan tenaga lain. Bapak Abdul Selamet juga tidak sungkan-sungkan membagikan ilmunya kepada sahabat Lokakalyana 82 sehingga kami mendapatkan pengalaman belajar membuat tampah dan tambir langsung dari beliau.

Kunjungan KKM ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnyamelestarikan tradisi dan mendukung UMKM lokal.

Gambar 2. Bapak Abdul Selamet saat membagikan ilmu menganyam tampah dan tambir (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline