Dari waktu ke waktu industri film di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang kian pesat. Industri perfilman dalam negeri terus mengharapkan respon positif dari masyarakat Indonesia atas film-film yang telah lahir. Mengapa demikian ?
Tinggi rendahnya jumlah penonton akan membawa pengaruh dalam proses terciptanya film dalam negeri. Semakin tinggi jumlah penonton dalam sebuah film nasional, maka akan semakin banyak pihak yang ingin menjadi investor dalam industri film Indonesia.
Hal inilah yang menjadi tantangan sekaligus tugas bagi seorang sutradara. Peran sutradara sangat penting dalam menarik minat penonton terhadap sebuah film.
Sutradara dalam Teori Auteur
Teori auteur merupakan teori yang membahas mengenai sutradara sebagai seseorang yang memiliki kekuatan kreatif dalam menciptakan sebuah film. Istilah Auteur pertama kali dipopulerkan oleh Francois Truffaut pada tahun 1984.
Dalam bukunya yang berjudul Film Theory: An Introduction, Stam (2000:83) menerangkan bahwa seorang sutradara tidak hanya bertugas sebagai pembuat skenario melainkan ia menjadi seorang seniman kreatif yang akan memberi ciri khas sendiri dalam sebuah film.
Itulah mengapa film yang tercipta tidak jauh beda dari kepribadian penciptanya.
Dalam proses memproduksi film, sutradara memiliki hak dalam menentukan pengambilan unsur visual seperti lokasi, kesan cahaya, angle, komposisi dalam bingkai, pemeran hingga pengaturan set penggambaran guna menyampaikan makna tertentu.
Film merupakan sebuah karya seni. Sebagai seorang seniman, film menjadi tempat bagi seorang sutradara untuk mengekspresikan dirinya.
Teori Auteur memiliki tiga konsep dasar dalam melihat seorang sutradara yaitu kompetensi teknis, kepribadian dari sutradara, dan makna yang disampaikan sutradara melalui filmnya.
Sosok Sutradara Fajar Bustomi