Lihat ke Halaman Asli

Putri Lestari

Mahasiswa

Penerapan Ajaran Tamansiswa "Niteni, Niroke, Nambahi" pada Usaha UMKM Sakha Snack di Bantul

Diperbarui: 2 Januari 2024   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Dewi Kurniasari, pemilik Sakha Snack, sebuah usaha bakery, catering, dan aneka snack di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 29 Desember 2023, terungkap betapa beragam dan suksesnya perjalanan bisnis UMKM ini. Dengan menerapkan prinsip ajaran Taman Siswa Tri N, yaitu Niteni (mencermati), Niroke (menirukan), dan Nambahi (menambahkan), Ibu Dewi berhasil menghadapi berbagai tantangan dan membawa usahanya menuju kesuksesan.

Niteni (Mencermati):

Dalam mencermati lingkungan bisnisnya, Ibu Dewi memulai usahanya dengan tujuan yang jelas: mendapatkan penghasilan sambil tetap dapat mengurus keluarganya. Lokasi strategis di Dusun Pelemadu, Sriharjo, Kec. Imogiri, Kabupaten Bantul, menjadi pemicu ide untuk memulai bisnis bakery dan catering. Sakha Snack terkenal karena produk-produknya yang selalu fresh, tanpa bahan pengawet, dan gratis ongkir.

Keunikan produk Sakha Snack tidak hanya terletak pada kualitas tinggi dan penggunaan bahan berkualitas, tetapi juga pada keberanian mereka untuk memberikan harga yang bersaing. Usaha ini memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasar, terutama dalam hal kualitas dan harga produk.

Niroke (Menirukan):

Dalam konteks pengembangan bisnis, Sakha Snack menghadapi beberapa tantangan yang dipecahkan dengan menirukan keberhasilan orang lain. Meskipun UMKM ini belum membentuk struktur organisasi formal, mereka berhasil menjalankan operasional sehari-hari dengan hanya dua karyawan. Pilihan perekrutan karyawan dari lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi langkah tepat dalam mengoptimalkan sumber daya manusia yang tersedia.

Selain itu, Sakha Snack menerapkan strategi pemasaran yang menggabungkan metode offline dan online. Melalui media sosial seperti WhatsApp Business, Google My Business, dan Sibakul, mereka berhasil membangun visibilitas yang kuat di pasar lokal. Hal ini sejalan dengan pendekatan Niroke, di mana Ibu Dewi menirukan keberhasilan strategi pemasaran dari UMKM lain untuk meningkatkan daya saingnya.

Nambahi (Menambahkan):

Untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang dinamis, Sakha Snack terus melakukan inovasi dan penambahan nilai pada produk dan layanan mereka. Dengan memahami kebutuhan pelanggan, Ibu Dewi menambahkan variasi produk secara berkala. Produk-produk ini tidak hanya mencakup bakery dan catering, tetapi juga aneka snack yang selalu diupdate sesuai tren pasar.

Penerapan teknologi dalam operasional sehari-hari juga menjadi langkah menambahkan nilai. Melalui penggunaan aplikasi seperti WhatsApp Business, Google My Business, dan Sibakul, Sakha Snack berhasil mencapai efisiensi dalam promosi dan pelayanan pelanggan.

Dengan mengikuti prinsip ajaran Taman Siswa Tri N, Dewi Kurniasari dan usaha Sakha Snack berhasil mencapai kesuksesan yang signifikan. Mencermati kebutuhan pasar, menirukan strategi pemasaran yang berhasil, dan terus menambahkan nilai pada produk dan layanan merupakan kunci keberhasilan UMKM ini. Sakha Snack bukan hanya sebuah bisnis lokal, tetapi juga cerminan keberhasilan bagi pemilik UMKM yang cerdas dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline