Lihat ke Halaman Asli

PUTRI LAYLA GUSDIANI

Mahasiswa Jurnalistik

Di Balik Kenakalan: Mencari Makna dan Tujuan dalam Hidup

Diperbarui: 12 Desember 2024   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di tengah hiruk pikuk kehidupan, Dahlan (nama samaran) seringkali menjadi perbincangan guru di salah satu sekolah menengah Tangerang. Lebih dikenal sebagai anak nakal dibanding latar belakang yang menyedihkan serta usaha yang gigih untuk ia bertahan hidup hingga membantu keuangan keluarga. 

Saat itu, Dahlan baru berusia 17 tahun. Ia hanya tinggal bersama ibunya di sebuah rumah kecil. Ayahnya pergi sejak dia kecil meninggalkan dahlan dan ibunya dalam keadaan yang serba kekurangan. Sang ibu, seorang yang terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Usaha sang Ibu dalam memenuhi kebutuhan keluarga membuat Dahlan merasa terabaikan. "Kadang aku merasa seperti tidak ada yang peduli, kebutuhan rumah memang banyak namun aku juga ingin mendapat perhatian," ungkap Dahlan saat ditemui di warung dekat sekolah. 

Kondisi ini yang membuat Dahlan bergabung ke dalam pergaulan yang salah. Merokok dan meminum minuman keras menjadi cara Dahlan untuk melampiaskan kenyataan yang pahit, begitu juga dengan teman-temannya. Menurut data yang diunggah oleh Badan Narkotika Nasional, maraknya penyalahgunaaan minuman keras di kalangan remaja sering berkaitan dengan latar belakang kekuarga yang tidak stabil. 

Kenakalan yang dilakukan olehnya tidak hanya mengganggu aktivitas fisiknya, tetapi juga prestasi akademisnya yang selalu menurun. "Aku capek dengan sekolah., tidak menghasilkan apapun. Lagi pula aku hanya ingin bersenang-senang," ujar Dahlan. 

Hampir semua guru mengkhawatirkan perilaku Dahlan. "Dahlan salah satu murid yang sulit berkembang, karena kurangnya perhatian dari orang tua dan pergaulan yang bebas," kata Bu Syafa, selaku guru di sekolahnya. Dahlan memang mengakui bahwa dirinya nakal hanya karena perasaan bosan di kehidupannya, orangtua yang sibuk berdampak ke pola pikir Dahlan untuk melakukan sesuatu.

Dalam penelitian Bandura (1989), menjelaskan bahwa keluarga, kelompok masyarakat, dan media massa dapat secara sistematis membentuk pola ingatan yang tergambar dalam kebiasaan bertingkah laku seseorang. Ini dapat dicapai melalui penggunaan teknik peniruan (imitasi) dan pemodelan (modeling). 

 "Ia dikenal sering mabuk, mencontek, bolos sekolah terus sering ngajak berantem," ucap Ratu, teman sekelasnya. Perilaku yang sering Dahlan tunjukan hanya untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Namun, ada beberapa teman Dahlan yang beranggapan ia adalah anak yang baik "Menurutku, Dahlah itu baik kalau orang lain gak menghina atau memandang dia sebelah mata. Aku sering meminta bantuan ke dia, dengan baik hati selalu dibantu olehnya," 

Pada umunya remaja yang mengalami rasa bosan yang intens atau berulang akan mencoba berbagai cara untuk menurunkan tingkat kegelisahan mereka, mencari kesenangan sementara, dan mencoba hal-hal baru tanpa membawa nilai-nilai yang kuat. Hal ini terbukti dari perilaku nakal yang sering Dahlan timbulkan, "Kadang seru liat orang lain marah, aku senang di marahi karena dengan itu aku bisa mendapat perhatian," Dahlan mengakui perbuatannya tidak baik, dengan nada menyesal. 

Remaja yang merasa tertekan dan bosan dengan keadaan di rumah atau pertengkaran dengan orangtua, cenderung tidak betah tinggal di rumah dan akan mudah untuk memutuskan pergi atau kabur dari rumah tanpa izin dan sepengetahuan orangtua. 

"Sebetulnya aku gemar melakukan hal yang buruk atau konyol karena saya terlalu bosan, di rumah aku hanya sendiri, mendingan aku pergi main dengan teman-teman rasanya senang sekali," ujar Dahlan. Ia selalu merasa kesepian jika tidak bermain. Orangtua yang membebaskan Dahlan, membuat Dahlan berpikir bermain keluar bersama teman-temannya hingga larut malam adalah tempat pelarian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline