Lihat ke Halaman Asli

Putri Iqlima

Mahasiswa S1 Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mengenal Teori Habitus Pierre Bourdieu

Diperbarui: 19 Oktober 2022   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENGENAL TEORI  HABITUS PIERRE BOURDIEU

Pierre Bourdieu dilahirkan dikota kecil selatan Perancis pada 1930, ayahnya adalah pegawai negri dan Bourdieu tumbuh dikeluarga menengah kebawah. 

Tahun 1950-an beliau masuk disekolah prestisius di Paris, Ecole Normale Superieure. Akan tetapi, beliau menolak untuk menulis teisi, yang disebabkan karena beliau keberatan dengan kualitas pendidikannya yang sedang-sedang saja dan keberatan terhadap sekolah yang otoriter. 

Bourdieu aktif dalam menentang orientasi komunis yang kuat dianut oleh sekolahnya. Tahun 1956, Bourdieu menghabiskan waktu 2 tahun di Aljazair bersama dengan tentara Perancis. Tahun 1960, Bourdieu bekerja sebagai asisten di Universitas Paris selama setahun. 

Tahun 1964, Bourdieu pindah ke Universitas Lille selama 3 tahun dan kembali menduduki posisi yang kuat sebagai DirekturStudi di L'Ecole Practique des Hautes Etudes. 

Tahun 1968, Bourdieu menjadi direktur Centre de Sociologie Europeenne. Tahun 1981, Bourdieu memiliki kedudukan dalam memimpin College de France untuk menggantikan Raymond Aron dan sejak saat itulah Bourdieu menjadi seorang pengarang.

Saya mengenal teori habitus Pierre Bourdieu dari buku "Teori Sosiologi Modern" karya George Ritzer-Douglas J.Goodman. Didalam buku ini menjelaskan bahwa habitus (kebiasaan) adalah "struktur mental atau kognitif" yang digunakan aktor untuk menghadapi kehidupan sosial. Aktor dibekali pola yang diinternalisasikan yang digunakan untuk merasakan, menyadari, memahami dan menilai dunia sosial. 

Secara dialektika habitus adalah "produk internalisasi struktur" dunia sosial (Bourdieu, 1989:18). Habitus mencerminkan pembagian objektif dalam struktur kelas seperti menurut umur, jenis kelamin, kelompok dan kelas sosial. Habitus adalah hasil dari tindakan yang diciptakan kehidupan sosial. 

Bourdieu mengungkapkan fungsi perantara tindakan ketika ia mendefiniskan habitus sebagai "sistem yang tertata dan dalam menata kecenderungan yang ditimbulkan oleh tindakan dan terus menerus tertuju pada fungsi praksis" (Wacquant, 1989:42, Bourdieu, 1977:72).

Terdapat tiga perspektif dalam memahami masyarkat. Pertama, penggunaan istilah habitus dipandang telah berhasil mengatasi dikotomi antara individu dan masyarakat, subjek konstruksi sosial, dan masalah determinisme bebas. Kedua, Bourdieu mencoba bongkar mekanisme dan strategi kontrol. Menurutnya, dominasi diamati tidak hanya dari efek eksternal, tetapi juga dari efek internal (kebiasaan). 

Dengan mengungkapkan mekanisme ini kepada aktor sosial, Sosiologi memberikan argumen yang dapat mendorong tindakan politik. Perubahan politik dan sosial dapat dipahami sebagai upaya konvergensi diri dan tindakan kolektif. Ketiga, Bourdieu menjelaskan logika praktik aktor-aktor sosial dalam ruang-ruang sosial yang timpang dan berkonflik. Logika ini mengatasi model Marxis, yang tetap hanya deskriptif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline