Lihat ke Halaman Asli

Putri Imelda

Mahasiswi

Menyatukan Perbedaan dan Menghargai Keragaman dalam Beragama

Diperbarui: 14 Desember 2024   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia yang semakin terhubung, perbedaan agama seharusnya menjadi anugerah, bukan kutukan. Namun, seringkali kita menyaksikan bagaimana perbedaan ini justru menjadi sumber konflik. Moderasi beragama hadir sebagai lentera di tengah kegelapan, menawarkan jalan tengah yang bijaksana. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan menghormati keyakinan orang lain, kita dapat membangun masyarakat yang damai dan harmoni. 

Agama hadir dalam kehidupan ini agar harkat, derajat, dan martabat manusia senantiasa terlindungi. Beragama itu menebar damai, menebar kasih sayang, menjaga hati dan perilaku diri. Beragama itu bukan untuk menyeragamkan akan tetapi untuk menyikapi keragaman dengan penuh kearifan. Oleh karena itu, jangan menggunakan agama untuk saling menegasi dan saling merendahkan serta meniadakan satu sama lain. 

Indonesia bukan negara agama. Akan tetapi, Indonesia merupakan negara beragama yang membangun bangsa, menjalin persaudaraan, menguatkan persatuan dengan akar nilai-nilai agama sebagai tuntunan hidup dalam bernegara. Dengan adanya perbedaan budaya, agama, ataupun warna kulit itu bukan menjadi suatu penghalang untuk saling menghargai dan menghormati. Akan tetapi, itu merupakan keindahan yang akan tampak ketika kita bersatu menerima perbedaan dengan menciptakan kedamaian. Sudah saatnya kita berubah jadi lebih baik dimana mayoritas bersatu dengan minoritas dengan rasa solidaritas.

Beragama bukan berarti menyeragamkan, melainkan menyikapi keragaman dengan penuh kearifan. Kita diajak untuk menebar damai, kasih sayang, dan menjaga hati serta perilaku diri.

Dengan demikian, menyatukan perbedaan dan menghargai keragaman dalam beragama menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang damai, harmonis, dan sejahtera.

Tim penulis

- Lutvina

- M. Kori Irawan

- M. Ibnu Hanafi

- Putri Imelda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline