Lihat ke Halaman Asli

Putri Aulia

Mahasiswi

Krisis Etika dalam Bersosial Media

Diperbarui: 15 Mei 2023   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah media sosial atau yang biasa kita singkat dengan medsospasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Seiring waktu, media sosial menjadi semakin populer. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun. Karena banyaknya pengguna media sosial di Indonesia, muncul banyak masalah media sosial. Krisis etika di media sosial telah menjadi pandangan negara lain terhadap masyarakat Indonesia.

Pada dasarnya, media sosial memiliki banyak manfaat, seperti tempat bersosialisasi, tempat belajar, dan sumber informasi terkini. Selain itu, media sosial memberikan peluang untuk terhubung dengan orang baru dan tidak dikenal. Media sosial kini menjadi alat komunikasi yang efektif di masa pandemi. Terlepas dari berbagai manfaat yang ditawarkan media sosial, ada satu hal yang perlu diingat oleh pengguna media sosial yaitu etika.

Dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia sedang mengalami krisis etika dalam bermedia sosial. Hal ini terlihat dalam beberapa kasus, di mana selebriti TikTok di-bully karena terlalu cantik. Peningkatan pemberitaan bohong di media sosial yang bertujuan merugikan pihak tertentu juga umum terjadi di Indonesia. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang tidak memperhatikan etika di media sosial. Selama pandemi, semua orang menggunakan media sosial untuk berkomunikasi. Jika tingkat kesopanan terus menurun, kurangnya etika di media sosial mencerminkan bagian nyata dari masyarakat Indonesia.

Etika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang seharusnya sudah diajarkan tentang etika sejak usia dini. Karena etika berperan penting dalam membangun hubungan dan kepercayaan. Oleh karena itu, etika dalam komunikasi media sosial harus lebih diperhatikan. Media sosial adalah ruang publik, sehingga setiap kata yang kita ucapkan dan setiap pendapat yang kita keluarkan harus selalu diperhatikan. Hal penting lain yang harus kita lakukan saat berkomunikasi di media sosial adalah kita perlu terus memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh mereka.

Di era pandemi, media sosial menjadi salah satu alat yang sangat efektif dalam menjalankan kegiatan PR. Dengan adanya pembatasan fisik dan sosial, kegiatan promosi dan kampanye melalui media konvensional menjadi terbatas. Oleh karena itu, media sosial menjadi solusi yang tepat untuk memperkenalkan brand dan membangun reputasi yang baik. Namun, penggunaan media sosial dalam kegiatan PR juga membutuhkan strategi yang matang dan terencana. Praktisi PR harus memahami karakteristik dan kebiasaan pengguna media sosial, serta memilih platform yang tepat untuk target audiens. Selain itu, konten yang disebarkan harus relevan, menarik, dan memiliki nilai tambah bagi publik.

Dalam kesimpulannya, PR dan media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam membangun citra positif dari brand. Keduanya saling melengkapi dan dapat menghasilkan hasil yang luar biasa jika digabungkan dengan baik. Oleh karena itu, praktisi PR harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline