Lihat ke Halaman Asli

Wirausaha Bisakah Dimulai dari Sekarang?

Diperbarui: 4 Maret 2019   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


"Dari Miqdam RA, dari Rasul SAW bersabda: tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil kerjanya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil buah tangan (pekerjaan) nya sendiri" (HR. Al-Bukhari).

Hadits di atas menjelaskan bahwa, semua yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah swt termasuk harta dan kekayaan. Manusia hanya memanfaatkan dan mengelolanya sesuai dengan ketentuan syariat islam. 

Seorang wirausaha yang berbasis syari'ah sangat yakin dengan ketentuan tersebut, dan juga dipandu oleh iman untuk mencari dan mengelola harta kekayaan, serta memanfaatkannya sesuai ketentuan syari'ah islam.

Dalam lingkup seorang wirausahawan muslim, ia memiliki iman yang kukuh terhadap kebenaran agamanya sebagai jalan untuk bisa berpendapatan sendiri dari hasil berwirausaha yang berkewirausahaan baik. Ia juga meyakini bahwa dengan mengamalkan ajaran agamanya ia akan menjdi jiwa wirausahawan muslim yang unggul. 

Keyakinan inilah yang mendorong seorang wirausahawan mau melakukan usaha. Atas dasar keyakinannya pula, ia meyakini bahwa kerja sekaligus sebagai zikir. Karena itu wirausahawan muslim senantiasa bertawakal dan bersyukur atas pemberian Allah swt, apapun hasil dari usaha kerasnya.

Namun disisi lain, penduduk Indonesia masih banyak yang belum bisa mencapai pemikiran jiwa wirausahaan. Berdasarkan hasil sensus penduduk yang telah di perhirungkan di setiap tahunnya bahwa, penduduk Indonesia mencapai tingkat yang cukup tinggi dalam ruang lingkup permasalahan pengangguran. 

Kompas melaporkan, jumlah sarjana yang menganggur melonjak, ditambah lagi dengan pemegang gelar diploma l, ll, dan lll yang menganggur. Maka, kita harus mendorong aktif dalam pemikiran generasi milenial yang belum bisa mencapai pemikiran terampil dalam pengembangan menempuh karakter  berwirausaha.

Generasi milenial yang pengangguran belum berfikir inovatif dan berfikir untuk berwirausaha terjadi karena adanya kesenjangan antara ketersediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja. Padahal ada banyak cara untuk menumbuhkan sikap seseorang sebagai wirausawan, salah satu diantaranya adalah melalui pendidikan kewirausahawan. 

Keselarasan antara potensi bawaan dan lingkungan akan dapat membawa pencapaian tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan oleh siswa sendiri. Karena guru memegang peran sebagai fasilitator, inovator, motivator bagi belajar siswa yang mengarah pada penemuan kemampuan dan keterampilan sesuai dengan keinginan, minat, dan bakat siswa. Berdasarkan pembelajaran yang dihasilkan dari tenaga para pendidik yang mendidik para generasi muda, maka kembali lagi pada kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki masing-masing siswa.

Terdapat kutipan hadis yang dianjurkannya menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini yang artinya "sesungguhnya Allah swt suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid fi sabilillah"(HR.Imam Ahmad). 

Tertera dalam kutipan hadits diatas bahwa sesungguhnya lebih baik sejak dini berusaha untuk membatu mencari nafkah bagi keluaga, seperti contoh berwirausaha yaitu untuk membantu menafkahi keluarga maupun diri sendiri (jika itu belum wajib bagi si pencari nafkah untuk di serahkan kepada orang tuanya).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline