NAMA : Putri Mardawanti
NIM : 181330000361
KELAS : 6 PGSD A3
BENTUK KERJASAMA ORANG TUA SISWA DI SEKOLAH INKLUSI
Siswa Berkebutuhan Khusus (SBK) menurut Ormrod (2011) adalah siswa yang berbeda dari kelompok siswa lainnya yang memerlukan materi belajar yang diadaptasi khusus serta pelatihan-pelatihan untuk memaksimalkan belajar dan pencapaian mereka. Banyak anak SBK yang memiliki hambatan di aspek kognitif, sosial atau fisik yang dapat mempengaruhi performa atau kinerja mereka dalam belajar di sekolah umum. Dengan kondisi khusus yang mereka miliki, siswa-siswa ini memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri saat di sekolah. Mereka juga perlu beradaptasi terhadap penjelasan dari guru, setting kelas maupun saat bermain dengan teman-teman yang lain. Proses adaptasi mereka akan lebih baik jika didukung oleh komunikasi yang baik antara pihak sekolah serta orang tua siswa. Saat ini, beberapa masalah yang sering hadir di sekolah inklusi adalah masalah penyesuaian diri, baik pada guru maupun pada siswanya. Guru di sekolah inklusi sering merasa kurang memiliki pengetahuan dan pelatihan yang dapat membuat mereka merasa lebih percaya diri menghadapi anak berkebutuhan khusus di kelas. Hal ini diakibatkan kurang menjalin komunikasi atau kerjasama dengan orang tua siswa tersebut. Membangun kerja sama antara guru dan orang tua siswa tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Pada kenyataannya tidak mudah menjalin kerja sama kedua belah pihak. Proses pendidikan seperti mendisiplinkan anak, cara berkomunikasi antara anak dan orang dewasa, anak laki-laki dan perempuan, dan budaya seringkali dipandang berbeda antara guru dan orang tua. Jika hal ini terus berkelanjutan, maka kerja sama tidak akan pernah berlangsung. Kesulitan dalam menjalin kerja sama, dapat terlihat bahwa banyak orang tua ingin membantu guru di madrasah, namun guru kurang memberikan respon, kurang menerima sepenuh hati, dan lebih banyak mengkritik karena mereka merasa lebih ahli dibandingkan orang tua. Oleh karena itu antara orang tua dan guru tidak bisa menjadi tim yang bagus untuk menjalin kemitraan. 2 Padahal kerja sama antara guru dan orang tua perlu dilakukan agar orang tua memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anakanaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula memperoleh keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan karakter siswanya. Jalinan kerja sama keduanya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu makalah ini disusun untuk membahas bentuk kerjasama orang tua dan guru di sekolah inklusi dengan baik dan benar.
Keterlibatan Orang Tua Dalam Pendidikan Inklusi adalah Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya dilakukan oleh sekolah, melainkan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Tiga pusat pendidikan yang selama ini diakui sebagai basis pendidikan seorang anak adalah, keluarga, sekolah, dan massyarakat, dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang melalui interaksi dengan ketiga lingkungan tersebut.
Peran dan Fungsi Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus yaitu Keterlibatan aktif orang tua dalam proses belajar mengajar sangat penting dalam pembelajaran dan pengembangan yang efektif bagi anak. Keterlibatan tersebut mencakup pengakuan bagi orang tua sebagai pemberi perawatan utama anak-anak mereka dan karena itu, orang tua adalah sumber utama untuk sistem pendidikan. Secara umum, Hewett dan Frenk (1968) menyebutkan bahwa peranan dan fungsi orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus sebagai berikut:
Sebagai pendamping utama (as aids)
Sebagai advokat (as advocates)
Sebagai sumber (as resources)
Sebagai guru (as teacher)