Diketahui sinus paranasalis merupakan rongga dalam tulang kepala yang berisi udara, dilapisi membrane mukosa dan letaknya yang berada di area rongga hidung.
Sinus paranasal memiliki fungsi dimana ruang beresonansi untuk suara (mengeraskan suara pada saat berbicara), mengurangi berat cranium dengan menahan udara, membantu menghangatkan, melembabkan udara yang dihirup, peredam saat trauma dan juga mengontrol sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, di area facial bones dapat ditemukan macam-macam sinus lainnya antara lain sinus maxillaris, di area cranial terdapat sinus frontalis, sinus ethmoidalis, dan sinus sphenoidalis sphenoidalis.
Untuk sinus paranasal sendiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sinus frontalis, sinus maxillaris, sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis. Sinus terbesar adalah sinus maxillaris yang termasuk kepada susunan tulang wajah (facialis).
Sinus paranasal sendiri sudah terbentuk ketika manusia masih dalam bentuk janin, berbeda dengan sinus maxillaris yang terbentuk saat lahir.dan menunjukkan rongga pada saat terlahir menjadi bayi. Sinus yang berkembang paling akhir yaitu sinus Ethmoidalis. Sinus paranasal sangat rawan terkena infeksi, yakni infeksi sinusitis.
Sinus frontalis terletak pada inner dan outer bagian cranium, sinus ini dipisahkan oleh sekat yang bernama Septum. Setiap sinus berbentuk segitiga dan masing-masing sinus frontal bermuara ke dalam meatus nasi medius melalui infundibulum.
Sinus ethmoidalis sendiri dipisahkan dari orbita oleh tulang tipis, sehingga sering kali ditemukan infeksi yang menjalar ke orbita. Sinus ethmoidalis anterior bermuara ke dalam infundibulum, bagian medial bermuara ke dalam meatus nasi medius di atas bulla ethmoidalis dan bagian posterior bermuara ke dalam meatus nasi superior.
Pada pemeriksaan sinus maxillaris pasien harus diposisikan tegak, jika terdapat cairan atau lendir yang terperangkap di dalam rongga sinus maka akan terlihat pada hasil citra nantinya.
Patologi Sinusitis merupakan salah satu peradangan yang bisa menyebabkan terbentuknya suatu cairan hingga menyebabkan kerusakan pada tulang yang ada di bawahnya. Peradangan ini terjadi pada membran mukosa yang dapat mengenai beberapa struktur sinus paranasal, biasanya terjadi pada sinus maxillaris dan sinus ethmoidalis.
Penyebab dari sinusitis sendiri diketahui dari beberapa faktor, yakni lokal maupun sistemik. Untuk faktor lokal biasanay dari hidung sendiri, dapat menyebabkan sumbatan baik berupa infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor, benda asing, iritasi polutan hingga gangguan di mukosilia. Lalu, untuk faktor sistemik sendiri biasanya disebabkan dari luar hidung, berupa penurunan imunitas tubuh hingga penggunaan obat yang bisa terjadi penyumbatan pada hidung.
Diketahui ada 2 jenis dari sinusitis, antara lain:
Sinusitis akut merupakan peradangan akut yang terjadi di dalam mukosa sinus dengan rentang waktu yang singkat dan menimbulkan gejala yang berat. Sinusitis akut memiliki gejala berupa sinus yang sempat membaik kemudian kambuh lagi dengan keadaan yang lebih parah. Sedangkan untuk sinus kronik disebabkan karena sinusitis akut yang sering kambuh dan tidak bisa sembuh, alergi, karies dentis, benda asing, dan tumor yang menyumbat hidung dan sinus paranasal.