Lihat ke Halaman Asli

Jatuh Tertimpa Tangga, Ibu Rumah Tangga Menjadi Nafas Keluarga

Diperbarui: 31 Oktober 2020   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Seakan-Akan Jatuh Tertimpa Tangga, Ibu Rumah Tangga Terpaksa menjadi Tulang Punggung Keluarga.

Dari kita masih banyak yang belum bersyukur atas apa yang Tuhan beri kepada kita. Awalnya memang keluarga yang sederhana namun harmonis, tetapi Tuhan mempunyai alur yang bertujuan untuk menyadarkan kita bahwa musibah akan datang kapan pun dan dimana pun. Di tengah wabah pandemi ini, ada cerita dari seorang ibu rumah tangga yang diberi musibah berat oleh Tuhan, ibarat jatuh tertimpa tangga.

Purwakarta- Ilah (29), Pekerjaan bu Ilah pada saat pandemi ini adalah setrika pakaian dari beberapa rumah perhari umtuk makan, menyekolahkan anaknya, dan untuk berobat suaminya.

Menceritakan tentang kisahnya saat saya bertanya alasan mengapa ia memilih bekerja setrika baju ke rumah-rumah saat pandemi. “Karena suaminya sakit disaat pandemi dan tidak bisa bekerja karena penyakitnya cukup berat. Tetapi disisi lain saya membutuhkan biaya untuk makan sehari-hari dan menyekolahkan anak,” begitu ucapnya.

Bu Ilah bekerja setrika baju dari rumah ke rumah, satu hari bisa tiga rumah yang berbeda-beda dan upah yang berbeda-beda. Selain setrika bu Ilah juga terkadang diberi kerjaan tambahan seperti beres-beres rumah.

Bu ilah bekerja “Pada pagi sampai siang, siang sampai sore, sore sampai malam, karena sedang membutuhkan biaya yang besar untuk makan, berobat suaminya, dan sekolahkan anak, apalagi sekolah saat ini daring (dalam jaringan) yang membutuhkan internet setiap sekolahnya,” katanya.

Bu Ilah mulai bekerja pada satu minggu sebelum pandemi covid-19, setelah suaminya sakit benar-benar langsung pandemi covid-19 yang menyulitkan bu Ilah untuk bekerja lebih banyak. “Bisa bekerja juga alhamdulillah,” ujarnya.

Hebat sekali, bu Ilah tetap sabar dan tabah dalam menjalani kehidupannya yang belum tentu orang lain akan kuat seperti bu Ilah ini. Apa saja yang dilakukan bu Ilah agar bisa membagi waktunya antara pekerjaan, keluarga, dan mengantar pengobatan suaminya? Katanya, “Dari hari senin sampai hari jumat saya bekerja namun hari sabtu sampai hari minggu saya pulang untuk menjenguk anak dan mengantar pengobatan suami saya”.

Awalnya Bu ilah dan keluarga menjalani kehidupan seperti orang biasanya yang suami bekerja, istri menjadi ibu rumah tangga. Pada saat satu bulan sebelum pandemi suaminya mengalami diabetes basah, saat mengetahui itu sang suami masih bisa bekerja seperti biasanya, tetapi ada luka di kaki yang menyebabkan harus di amputasi karena diabetes itu. Bu Ilah tidak mempunyai biaya untuk pengobatan itu dan sang suami tidak bisa bekerja, terpaksa Bu Ilah menggantikan sang suami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline