Pentingnya Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar di Sekolah
Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan abad ke-21 "4Cs" (Communication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity) yang penting dimiliki siswa agar mampu menghadapi tantangan kehidupan masa depan yang semakin maju dan modern.
Berpikir kritis adalah keterampilan berpikir secara reflektif dengan melibatkan pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang diyakini, dilakukan, dan dipertanggungjawabkan (Ennis, 2015).
Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (1985) meliputi elementary clarification, basic support, inference, advance, dan strategies and tactics. Keterampilan berpikir kritis penting dikembangkan di sekolah, khususnya dalam pembelajaran Biologi.
Selain keterampilan berpikir kritis, hasil belajar juga bagian penting dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar adalah kecakapan atau kompetensi yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran (Sudjana & Rivai, 2014).
Hasil belajar dikatakan berhasil jika mampu mencapai tujuan pendidikan yang dibagi ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian yang dilakukan hanya berfokus pada domain kognitif.
Rendahnya Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Namun, faktanya kegiatan pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya mengembangkan keterampilan berpikir kritis, sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar kognitif siswa. Diketahui hasil studi pendahuluan pada salah satu SMA di Jawa Timur, menunjukkan keterampilan berpikir kritis yang berada dalam kriteria kurang kritis. Selain itu, hasil belajar kognitif, khususnya pada materi Sistem Pencernaan Manusia juga masih rendah.
Salah satu penyebab rendahnya keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa adalah dominannya kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga menyebabkan siswa kurang terlibat aktif dalam proses belajar. Sikap siswa ketika pembelajaran Biologi terlihat kurang fokus, kurang tertarik, dan kurang adanya interaksi berupa feedback terhadap pertanyaan maupun penjelasan yang diberikan guru. Siswa juga merasa kesulitan dalam pembelajaran Biologi, khususnya materi Sistem Pencernaan Manusia karena memiliki pembahasan yang kompleks dan kesulitan dalam menganalisis masalah terkait materi.
Berdasarkan Duncan (2016), terdapat keterkaitan signifikan antara keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Keterampilan berpikir kritis mampu meningkatkan kemampuan analisis kritis yang berkaitan erat dengan peningkatan intelektual siswa, sehingga mengembangkan keterampilan tersebut pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pentingnya Pemilihan Media dan Model Pembelajaran yang Tepat
Pemilihan media dan model pembelajaran yang tepat merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rendahnya keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Media dapat menambah pengalaman belajar dan membuat siswa lebih antusias dalam belajar, seperti menggunakan media permainan. Media permainan akan menjadikan proses belajar lebih menarik dan membangun suasana belajar lebih menyenangkan, salah satu contohnya yaitu board game.