Pengaruh Kata orangtua dapat mengubah dunia anak
Belakangan sebuah berita di suatu pagi, lewat di beranda layar handphone, meresahkan saya. Mengabarkan tentang seorang artis cilik yang sudah beranjak remaja yang menceritakan Ayahnya yang pernah mengatakan padanya, bahwa ia adalah seorang anak yang gagal.
Saya bingung, termenung dalam hati. What? artis yang dulunya selucu itu dan rajin wira-wiri di layar TV? memiliki luka batin?
Kala itu Sang Artis sebagai anak, mendengar langsung dari ucapan sang ayah, memarahi ibunya ketika mereka bertengkar. Dan mengatakan bahwa sang ibunda gagal mendidik anak-anaknya, Ia termasuk salah satunya.
Saat itu sang anak yang masih kecil dan belum memahami, akan perkataan sang ayah hanya mendengar, dan memendamnya saja dalam hatinya. Ia tak bisa melawan, tak bisa membantah dan membela diri serta sang Ibu.
Namun kata itu menancap dalam ke relung hati dan jiwanya. Menyebabkan ia terus berfikir, mengapa ia disebut anak yang gagal?
Padahal bukankah, selama ini ia bisa menghasilkan pundi-pundi uang bagi kedua orang tuanya. Apakah itu tidak cukup, pikirnya dalam hati.
Ia tak mendapat penjelasan apa-apa dari sang Ayah. Namun Kata itu masih membekas hingga ia pun makin merenungi saat di pondok pesantren, pada siang dan malam hari.
Kebetulan Ia adalah anak yang berpikir kritis. Lalu Ia berkesimpulan, dan merasa dibuang oleh ayahnya sendiri.
Dan kini, setelah keluar dari pondok pesantren. Ia pun mulai menggugat sang ayah atas rumah dan aset yang ia anggap dimiliki dari jerih payah ketika syuting semenjak kecil.