Lihat ke Halaman Asli

Putri EkaSari

Karyawati

Cerpen: Menggapai Cita Lewat Luka

Diperbarui: 3 November 2024   05:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liputan 6.com

Menggapai Cita Lewat Luka

Oleh : Putri Eka Sari

Rintik gerimis mulai membasahi jilbabku, aku menjadi tergesa-gesa menyebrangi jalan di antara beberapa motor yang juga bergegas untuk meneduh di pinggir jalan. Hujan seketika berubah menjadi lebat.

Sesekali petir berbunyi di kejauhan. Jalan yang biasanya ramai kali ini lebih lenggang. Hujan membuat banyak yang lebih memilih berteduh dalam rumah. Aku yang kurang cekatan berlari meneduh, seketika langsung basah kuyup.

"Sini Mba.. neduh.. Di situ tampias..nanti makin dingin.." kata seorang abang Gojek sambil menunjuk ke sebelahnya.

"Ya Pak.." Jawabku singkat sambil mengangguk.. Aku terdiam menunduk, berharap tak ada yang bertanya atau mengajakku mengobrol lagi.

Dibalik pakaian yang basah, hatiku semakin terasa dingin. Samar air mata turun tersarukan oleh hujan yang membasahi. Tetes Air mata membasahi pipi, aku menangis dalam diam. Tanpa suara..

Kuedarkan pandangan ke sekeliling. Beberapa orang berteduh di depan kios pulsa ini, di antaranya pengemudi ojol dan penumpangnya yang tak ku kenali. 

Beruntungnya aku karena di tempat berteduh ini. Sehingga aku tak perlu menjelaskan tentang apa yang kurasakan. Ah, tapi orang juga belum tentu peduli dengan perasaan orang lain. Air mata yang terus menetes, menggambarkan sakitnya hatiku saat ini.

Selepas menghadiri acara pernikahan mas Ari, mantan kekasihku. Padahal yang kuharapkan, tentu aku yang bersamanya di pelaminan. Bukan dirimu Mas, yang memadu kasih dengan Perempuan lain disana. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline