Ramai sekali diperbincangkan tentang bahan kimia pada makanan, terutama pada roti.
Realitanya, saat ini kita tidak dapat menampik dan memungkiri. Begitu banyak jenis bahan kimia yang diberikan ke dalam makanan kita.
Amankah?
Karena hampir semua jenis makanan yang masuk ke dalam sistem pencernaan kita, mungkin sudah terpapar bahan kimia dalam jumlah tertentu. Baik berupa bahan kimia sintetik (buatan), maupun bahan kimia alami.
Sebenarnya sangat banyak bahan kimia yang ditambahkan pada makanan. Di mulai dari awal hingga akhir proses produksi, pengemasan, penyimpanan, distribusi hingga proses konsumsi makanan.
Tercatat lebih dari 10.000 bahan additive yang diizinkan digunakan pada makanan yang dijual di AS (Google.com).
Kebanyakan fungsi bahan additive pada makanan ini berupa penambah warna atau kilau pada makanan (agar makanan terlihat menarik untuk dijual dan menggugah selera untuk dimakan).
Selain itu penstabil rasa, pemberi aroma makanan, pengental, pengemulsi, maupun memperpanjang umur penyimpanan (pengawet makanan-menjaga agar makanan tetap segar dan mutunya baik).
Umumnya bahan kimia yang sering digunakan pada makanan, tidak berbahaya dalam takaran tertentu. contohnya: garam (NaCl), pemanis buatan fruktosa-sorbitol (gula pada minuman, sirop jagung).
Beberapa jenis lain asam sitrat (perasa asam), pengawet (asam sorbat, sodium benzoat), Monosodium Glutamat (MSG-Penyedap, agar makanan terasa gurih), vitamin C dan vitamin E. Butylated hydroxyanisole (BHA) dan Butylated hydroxytoluene (BHT)-sebagai anti oksidan, pengawet. Lemak trans (agar rasa menjadi gurih), Natrium Nitrat (pewarna sosis), dan masih banyak lagi.