Tradisi Jawa "nyadran " merupakan suatu tradisi yang berhubungan erat dengan agama dan penghormatan para leluhurnya. Tradisi jawa nyadran ini dilaksanakan saat menjelang bulan Ramadhan, diawali dengan kegiatan ziarah kubur untuk mendoakan para leluhur. Nyadran dilaksanakan sebagai rasa Syukur dan rasa hormat kepada keluarga yang telah meninggal dunia.
Tidak hanya penghormatan untuk para leluhur, tradisi jawa nyadran ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi antar sesama.
Masyarakat yang melaksanakan tradisi jawa nyadran ini mengharap doa-doanya membawa berkah, keselamatan dan kesejahteraan. Sebelum melakukan doa, kegiatan ini diawali dengan membersihkan makan terlebih dahulu, memberi bunga dan menyalakan dupa. Doa yang dibacakan berisi permohonan agar arwah-arwah diberikan tempat yang baik disisi Tuhan dan keluarga yang masih hidup berharap diberkahi hidupnya.
Tradisi jawa nyadran ini merupakan kolaborasi dari tradisi jawa yang masih kental dengan agama islam. Pelaksanaan tradisi jawa nyadran ini menggambarkan nilai gotong royong dan kekeluargaan yang erat karena melaksanakan perjamuan makan bersama atau bisa disebut kenduri. Tradisi jawa nyadran ini bertujuan sebagai pengingat untuk generasi muda jaman sekarang bahwa menghargai jasa orang tua sangatlah penting.
Dengan adanya tradisi nyadran ini, hubungan kekeluargaan dan semacamnya dapat terjaga, serta generasi muda tetap mengingat sejarah-sejarah budaya leluhur. Meskipun tradisi jawa nyadran ini adalah tradisi yang sudah berlangsung sejak lama, tetapi hingga kini tetap konsisten pelaksanaannya. Walaupun pengaruh era jaman sekarang semakin membludak, tradisi nyadran ini tetap dilaksanakan oleh Masyarakat, khususnya Masyarakat dipedesaan. T
etapi tidak jarang dikota-kota besar juga masih melaksanakan tradisi nyadran. Kesimpulannya, nyadran merupakan tradisi yang berhubungan dengan topik sosial dan spiritual. Dalam pelaksanaan tradisi nyadran ini memperlihatkan bagaimana dua topik yang berbeda dapat menjadi satu dan menghasilkan kegiatan positif yang harus dilestarikan.
Tradisi Jawa "nyadran " merupakan suatu tradisi yang berhubungan erat dengan agama dan penghormatan para leluhurnya. Tradisi jawa "nyadran" ini dilaksanakan saat menjelang bulan Ramadhan, diawali dengan kegiatan ziarah kubur untuk mendoakan para leluhur. Nyadran dilaksanakan sebagai rasa Syukur dan rasa hormat kepada keluarga yang telah meninggal dunia. Tidak hanya penghormatan untuk para leluhur, tradisi jawa nyadran ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi antar sesama.
Masyarakat yang melaksanakan tradisi jawa nyadran ini mengharap doa-doanya membawa berkah, keselamatan dan kesejahteraan. Sebelum melakukan doa, kegiatan ini diawali dengan membersihkan makan terlebih dahulu, memberi bunga dan menyalakan dupa.
Doa yang dibacakan berisi permohonan agar arwah-arwah diberikan tempat yang baik disisi Tuhan dan keluarga yang masih hidup berharap diberkahi hidupnya. Tradisi jawa nyadran ini merupakan kolaborasi dari tradisi jawa yang masih kental dengan agama islam.
Pelaksanaan tradisi jawa nyadran ini menggambarkan nilai gotong royong dan kekeluargaan yang erat karena melaksanakan perjamuan makan bersama atau bisa disebut kenduri. Tradisi jawa nyadran ini bertujuan sebagai pengingat untuk generasi muda jaman sekarang bahwa menghargai jasa orang tua sangatlah penting.
Dengan adanya tradisi nyadran ini, hubungan kekeluargaan dan semacamnya dapat terjaga, serta generasi muda tetap mengingat sejarah-sejarah budaya leluhur. Meskipun tradisi jawa nyadran ini adalah tradisi yang sudah berlangsung sejak lama, tetapi hingga kini tetap konsisten pelaksanaannya.
Walaupun pengaruh era jaman sekarang semakin membludak, tradisi nyadran ini tetap dilaksanakan oleh Masyarakat, khususnya Masyarakat dipedesaan. Tetapi tidak jarang dikota-kota besar juga masih melaksanakan tradisi nyadran. Kesimpulannya, nyadran merupakan tradisi yang berhubungan dengan topik sosial dan spiritual. Dalam pelaksanaan tradisi nyadran ini memperlihatkan bagaimana dua topik yang berbeda dapat menjadi satu dan menghasilkan kegiatan positif yang harus dilestarikan.