Lihat ke Halaman Asli

Putri Belila

Lebih suka menjadi diri yang fleksible tidak suka terjebak pada satu karakter

Bunga Matahari Sang Pemikat Hati

Diperbarui: 23 Juni 2019   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Siapa yang belum pernah tanam bunga matahari? Yang belum pernah tanam, pasti belum tahu banyak tentang bunga satu ini.

Bunga matahari tumbuh dengan mudah diawal musim penghujan. Kalau masa di tengah musim hujan, tanah sangat basah agak sulit bijinya numbuh bahkan bisa enggak tumbuh. Berdasarkan pengalaman tanam Saya dan tetangga. Tanam perdana bunga matahari bulan November 2018, hidup sekitar 5-6 bulan.

Kalau jenis bunganya besar, diameter bunga bisa mencapai 20 cm. Kalau jenis kecil, mungkin hanya sebesar tutup gelas belimbing saja. Alhamdulillah Saya dapat benih jenis besar, tapi ukuran benih kecil sekitar 1x0,5 cm.

dok. pribadi

Bunga yang pertama muncul adalah bunga pokok, bunga paling besar ini muncul ketika belum ada cabang di ketiak daun. Nah, ketika muncul cabang di ketiak daun baru muncul bunga sekunder. Bunga sekunder lebih kecil daripada bunga pokok, ya karena munculnya di percabangan.

Menurut Saya bunga ini sangat keren: pohonnya gagah setinggi manusia sekitar 160-170 cm, bunganya megah dan besar, warna bunga mencolok kuning. Pas lah untuk menarik perhatian mata. Kebanyakan orang lihat bunga ini terkagum-kagum. Entah orang tua, dewasa, bahkan anak-anak melihat bunga ini sambil bergumam:  "Wah, bunga matahari". Gitu sih, tanggapan lihat bunga Saya.

Jadi melihat langsung ekspresi waow. Lalu bilang: " Mbak, minta dong benihnya nanti kalau bunganya sudah tua tolong simpenin bijinya! Aku mau tanam juga".

Bagi yang kepincut sama tuh bunga tapi malu minta benihnya, bunga Saya yang tumbuh subur di pinggir jalan itu langsung dicabut tanpa ijin. Mungkin saking pengennya lalu mikir: "Ah kelamaan kudu minta ijin belum tentu dikasih".

Ya emang enggak Saya kasih, Saya mau kasih benihnya saja. Lawong sudah tanam serentak dan Saya atur jarak antar pohonnya supaya rapi. Kalau hilang tercabut baris tanamnya jadi 'ompong' dong, hahaha.

Awalnya tahu realita pohon hilang, walaupun satu pohon dicabut orang enggak tahu siapa Saya geregetan tapi akhirnya mengikhlaskan. Ganti hari, besoknya, satu pohon dicabut orang lagi. Sudah cukup 2 pohon, lalu pohon bunga matahari yang lagi proses pertumbuhan belum muncul bunga itu akhirnya Saya ikat dengan kayu penyangga. Besoknya aman, pohon enggak berkurang lagi.

Saya pernah lihat ada Bapak muda lewat dibonceng motor, turun, lalu Dia ambil benih dengan mencembungkan bunga matahari lalu mencongkel isi bunga. Jadi benihnya bisa keluar. Ya ga pa pa lah Saya ikhlasin saja kan sudah diberi rejeki banyak bunga. Barangkali juga, istrinya lagi hamil jadi ngidam pengen tanam, hahaha. Siapa tahu kan? Saya enggak kenal sama Bapak itu.

Ada juga segerombolan orang duduk di pertigaan depan rumah pulang kerja hampir maghrib, mereka menunggu temannya yang lagi bertamu ke tetangga. Nunggu sambil ngobrol, lhah lihat bunga matahari sambil saling diskusi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline