Lihat ke Halaman Asli

Peran Lingkungan dan Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional

Diperbarui: 18 Januari 2025   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Lingkungan dan Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional

Perkembangan sosial-emosional merupakan proses kompleks yang melibatkan perubahan dalam cara seseorang memahami dirinya sendiri, orang lain, dan dunia di sekitarnya. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan dan budaya.

1. Lingkungan:

Keluarga: Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting dalam perkembangan sosial-emosional. Interaksi dengan orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga lainnya membentuk dasar untuk belajar tentang emosi, hubungan, dan perilaku sosial.

Gaya pengasuhan: Gaya pengasuhan orang tua (misalnya, otoriter, permisif, atau demokratis) dapat memengaruhi perkembangan emosi anak, kemampuan mengatur diri, dan keterampilan sosial.

Ikatan: Ikatan yang kuat antara anak dan orang tua dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan diri, yang penting untuk perkembangan sosial-emosional yang sehat.

Sekolah: Sekolah merupakan lingkungan sosial penting lainnya yang memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, guru, dan staf sekolah.

Interaksi teman sebaya: Interaksi dengan teman sebaya membantu anak belajar tentang persahabatan, konflik, dan negosiasi.

Guru dan staf: Guru dan staf sekolah dapat memberikan dukungan emosional, bimbingan, dan model perilaku positif.

Komunitas: Komunitas tempat seseorang tinggal juga memengaruhi perkembangan sosial-emosional.

Norma sosial: Norma sosial dalam komunitas dapat memengaruhi nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku seseorang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline