Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam, tempat para santri belajar agama islam dan menerapkan ajaran islam menjadi bentuk perilaku yang islam. Secara garis besar, pondok pesantren dibagi menjadi tiga yaitu salaf, khalaf dan perpaduan antara salaf dan khalaf.
Berikut adalah perbedaan antara pesantren salaf, khalaf dan perbedaan antara salaf dan khalaf:
Pondok Salaf
1. Mempertahankan pengajaran kitab-kitab kuning sebagai inti pendidikan tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum.
2. Menggunakan metode bandongan sorogan dan hafalan dalam bentuk nadzom.
- Santri dibiasakan hidup dalam kesalehan ritual (salat jamaah, salat lail, puasa sunnah).
- Santri tidak mengharapkan ijazah untuk melanjutkan kejenjang yang tinggi.
- Saat kembali ke tempat asal, para santri biasanya menjadi guru ngaji serta peran keagamaan.
- Fasilitas sarana prasarana biasanya sederhana dan seadanya.
- Jenjang pendidikan tidak dibatasi waktu, usia namun penguasaan kitab ditentukan dari yang rendah sampai yang paling tinggi.
Baca juga: Konsep "Segitiga Emas" ala Pondok Pesantren Darul Ihsan Menganti Gresik
Pondok Khalaf
- Memasukkan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah yang dikembangkan secara klasik.
- Menggunakan metode sistem klasikal (madrasah), kurikulum mata pelajaran umum dan ketrampilan yang dipadukan dengan agama.
- Dalam kehidupannya, santri disesuaikan dengan program pendidikan nasional/pendidikan formal.
- Ijazah diperlukan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
- Lulusan pesantren khalaf biasanya diharapkan mampu menjadi cendekiawan muslim yang bermanfaat bagi agama, masyarakat dan negara.
- Fasilitas sarana dan prasarana lebih diseuaikan dengan kebutuhan santri agar KBM berjalan lancar dan memperhatikan kesehatan.
- Jenjang pendidikan dibatasi dengan waktu dan usia.
Baca juga: 3 Manfaat Bersekolah di Pondok Pesantren
Perpaduan antara Salaf dan Khalaf
- Mengajarkan kitab kuning, juga mengajarkan mata pelajaran umum
- Selain menggunakan metode bandongan/ sorogan, hafalan namun juga menggunakan metode pembelajaran yang modern seperti diskusi, ceramah, presentasi.
- Santri dibiasakan bersifat kesalehan ritual kesalehan ritual individual dan juga menumbuhkan kesalehan sosial.
- Memiliki keilmuan dari kitab-kitab kuning dan mencari penghidupan dari pemerintahan.
- Alumni santri boleh kembali ke daerah asal untuk melakukan pembaharuan kehidupan, sehingga daerah tersebut menjadi maju.
- Fasilitas sarana prasarana disesuaikan dengan kebutuhan dengan tetap berprinsip kesederhanaan dan kehematan.
- Jenjang pendidikan dibatasi oleh waktu minimal, tetapi memberikan kesempatan bagi yang proses belajarnya kurang standar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H