Lihat ke Halaman Asli

PUTRI AULIA

Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa PKL SKM Penggerak 2024 : Program Optimalisasi Pengelolaan Sampah (OPAH) di Kabupaten Boyolali

Diperbarui: 4 November 2024   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Para Siswa Kelas 5 SDN 2 Jembungan

SKM Penggerak merupakan program MBKM yang dilaksanakan oleh prodi Kesehatan Masyarakat UNNES dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan di 3 lokus (institusi, masyarakat/komunitas, dan sekolah) selama 4 bulan dengan melakukan tahapan 11 siklus pemecahan masalah.

Menurut data DLH Kabupaten Boyolali dalam Badan Pusat Statistik (2021), jumlah timbulan sampah mencapai 100 ton per hari, tetapi hanya 40% dari sampah rumah tangga yang masuk ke TPA. Sisanya dibuang sembarangan, termasuk ke sungai atau pekarangan kosong. Pada tahun 2020, produksi sampah per hari di Kabupaten Boyolali sebanyak 287,3 ton per hari atau setara dengan 105.094,61 ton per tahun.

 Namun, hanya sekitar 27,38% dari sampah ini yang berhasil dikelola di TPA. Pada tahun 2024, produksi sampah Kabupaten Boyolali diperkirakan mencapai sekitar 300 ton per hari tetapi yang masuk ke TPA hanya sekitar 100 ton per hari. Berdasarkan data SIPSN, jumlah sampah yang terkelola saat ini sekitar 58% dan untuk jumlah sampah yang belum terkelola atau belum teridentifikasi sekitar 42%. 

Foto bersama Ibu-Ibu Kader PKK RW 3 Desa Jembungan

Dalam rangka mengurangi jumlah timbulan sampah di Kabupaten Boyolali, mahasiswa PKL SKM Penggerak UNNES melakukan intervensi berupa pemberdayaan masyarakat di lokus masyarakat dan sekolah. Intervensi ini melalui program "Optimalisasi Pengelolaan Sampah (OPAH)"  yang dilaksanakan pada Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono dan SD Negeri 2 Jembungan. 

Program OPAH yang diselenggarakan pada Desa Jembungan dilakukan melalui edukasi dengan media poster yang berisi tentang tips bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga yang baik dan benar. Selain itu, terdapat media leaflet yang dibagikan berisi mengenai tata cara pembuatan eco-enzyme. 

Eco-enzyme merupakan cairan serbaguna yang dihasilkan dari campuran fermentasi bahan organik (sisa buah dan sayuran), molase, dan air yang didiamkan selama kurang lebih 3 bulan. Sasaran dari intervensi ini adalah ibu-ibu kader PKK RW 3 Desa Jembungan yang memiliki peranan penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah rumah tangga.

Penyebaran Leaflet Eco-Enzyme

Leaflet Eco-Enzyme

Pemasangan Poster pada Kantor Desa Jembungan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline