Oleh
Putri Nur Assyifa 2211020311
Diabtes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal yang ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati. DM dapat disebabkan karena pola makan atau factor genetik.
Tahun 2012 dilaporkan bahwa terdapat 1,5 juta penduduk mengalami kematian akibat DM dengan prevalensi sekitar 2,7% Seluruh kematian akibat DM di dunia, 70% kematian terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387juta kasus. Tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun dengan DM adalah 6,9 persen. Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (3,0%) dari 2.777.211 jumlah penduduk, DKI Jakarta (3,0%), dari 7.609.272 jumlah penduduk, Sulawesi Utara (2,4%) dari 1.698.831 jumlah penduduk dan Kalimantan Timur (2,3%), dari 2.753.491 jumlah penduduk. Data daerah Kalimantan Tengah (1,2%) dari 1.608.217 jumlah penduduk sudah terdiagnosis dokter dan (0,4%) belum pernah terdiagnosis DM oleh dokter tetapi dalam bulan terkhir mengalami gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dalam jumlah banyak dan berat badan turun.
Ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit DM menyebabkan banyak masyarakat yang barumengetahui menderita penyakit DM setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan oleh dokter terdiagnosis menderita penyakit DM. Berpedoman pada pencegahan jauh lebih baik dari pada pengobatan, sudah selayaknya pencegahan DM harus mendapat perhatian. Salah satu cara yang terbaik untuk pencegahan ialah meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan bagi keluarga.
Pendidikan kesehatan tersebut dapat menambah pengetahuan keluarga untuk mengetahui penyakit DM. Dalam penatalaksanaan DM terdapat lima pilar diantaranya diet, latihan, pemantauan, terapi dan pendidikan. Jika keluarga tidak mengetahui penyakit DM, penyebab, faktor resiko terkena DM, tanda dan gejala, cara pencegahan, dan penanganan DM, maka angka kejadian penyakit DM akan terus meningkat dari tahun-ketahun.
berikut ini adalah cara pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit diabetes melitus :
1. Mengatur pola makan / Diet sehat
Seimbangkan kadar gula darah dengan diet dan ikuti cara memasak yang sehat:
-- Kurangi asupan kalori: kurangi porsi makan bukan frekuensi makan
-- Batasi makanan yang kaya karbohidrat dalam makanan yaitu 55 -- 60%
-- Pilih karbohidrat kompleks bukan karbohidrat sederhana.
-- Perbanyak makanan yang kaya serat
-- Batasi konsumsi lemak < 30% dari komposisi makanan
-- Pilih makanan yang rendah kadar lemak, misal : ikan, daging tak berlemak, ayam tanpa kulit. Masak makanan dengan cara direbus atau dipanggang, bukan digoreng.
-- Jika ingin membuat kue/cake, gunakan margarine sebagai pengganti mentega.
-- Jika mengkonsumsi susu, pilih susu non-fat, low-fat atau skim (susu segar yang bagian batasnya / kepala susu sudah dibuang).
-- Batasi / hindari makanan yang kaya lemak, misal: daging berlemak (pada sate kambing), sop buntut, soto sulung, cake, keju dan makanan yang rasanya gurih bukan karena penyedap rasa (MSG).
2. Melakukan aktifitas fisik
Lakukan olahraga setiap hari selama 30 menit, misal: jalan kaki pagi hari. Olahraga terbukti membantu menurunkan kadar gula darah. Agar tidak terjadi hipoglikemia (kadar glukosa turun terlalu rendah) pada saat atau setelah berolahraga, maka penderita dianjurkan untuk makan dulu 1 -- 2 jam sebelum melakukan olahraga.
Tetapi perlu diingat bahwa olahraga tidak dianjurkan jika kondisi penderita sebagai berikut:
-- Kadar gula darah puasa > 250 mg/dL: ada bahaya dehidrasi atau denyut jantung terlalu cepat
-- Kadar gula darah sewaktu < 100 mg/dL: ada bahaya hipoglikemia
-- Sakit: ada bahaya cedera atau hipoglikemia.
3. Menjaga berat badan ideal
Jika mengalami kegemukan atau obesitas maka diperlukan usaha untuk menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal. Turunkan berat badan agar tercapai rentang yang sehat. Berat badan yang berlebihan dengan timbunan lemak akan menyebabkan insulin tidak mampu bekerja efektif.
4. Periksa gula darah dan kadar HbA1c secara rutin
Deteksi dini Diabetes Melitus melalui pemeriksaan gula darah dapat dilakukan melalui Posbindu PTM atau memeriksakan diri langsung ke layanan kesehatan seperti puskesmas, klinik atau rumah sakit. Pemeriksaan setidaknya dilakukan satu kali dalam setahun agar dapat mengenali secara dini penyakit Diabetes Melitus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H