Cirebon- Kenaikan harga kedelai dalam beberapa minggu terakhir ini, membuat pedagang tempe kecil merasakan akibatnya. Dalam sepekan terakhir Indonesia mengalami krisis kedelai.
Krisis kedelai ini ditandai dengan peningkatan harga yang signifikan dari 7.000-9.000 menjadi 11.300 di Jawa dan sampai 12.500 rupiah per kilogram di luar Jawa. Kenaikan harga 30-40 persen tersebut tentu sangat memberatkan konsumen kedelai yang sebagian besar merupakan UMKM perajin tahu dan tempe.
Bahkan di beberapa daerah perajin mogok produksi karena tingginya harga kedelai. Sebagian perajin menyiasati dengan mengurangi ukuran dan terpaksa menaikan harga tempe dan tahu.
Imbas lainnya yaitu kenaikan harga tempe dan tahu serta produk olahannya seperti gorengan dan keripik. Akibatnya, pengeluaran rumah tangga juga meningkat.
Di Waruroyom, Cirebon-Jawa Barat, beberapa pedagang mengeluhkan turunnya angka penjualan.
Dikutip Senin, 16 Januari 2023
Saya bertanya : "Berapa keuntungan perhari nya bu, dan bisa kejual berapa?"
Menurut Ibu Yunasih salah satu pedangan tempe, mengungkapkan jika selama harga tempe naik penjualannya pun menurun "Sebelumnya sih bisa kejual 100 kotak tempe perhari, sekarang kejual 60 kotak tempe per hari aja udah bagus"
Saya juga bertanya : "apa pendapatan relatif sama seperti sebelum kenaikan kedelai dan bagaimana keadaan penjualan di pasar saat ini?"
Menurut Ibu Keni salah seorang pedagang tempe di Pasar Palimaman-Kabupaten Cirebon, juga mengeluhkan hal yang sama.