Lihat ke Halaman Asli

Putri Anafy

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Pembelajaran Seni Tari sebagai Ekstrakurikuler di Sekolah Dasar

Diperbarui: 15 Oktober 2024   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran Seni Tari sebagai ekstrakurikuler di Sekolah Dasar memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan holistik anak-anak. Di usia SD, siswa berada dalam fase kritis perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif, sehingga kegiatan seperti seni tari dapat memberikan dampak positif yang luas. Seni tari lebih dari sekedar hiburan mengandung banyak elemen yang mendukung perkembangan tersebut baik dari aspek motorik, ekspresi diri, hingga pemahaman budaya.

Pertama dari segi motorik, seni tari membantu mengembangkan koordinasi tubuh, keseimbangan, dan fleksibilitas. Anak-anak yang melakukan aktivitas menari memiliki kesempatan untuk memperkuat otot-otot mereka dan meningkatkan keterampilan motorik halus maupun kasar. Gerakan-gerakan dalam tari baik yang halus maupun yang dinamis mendorong anak agar dapat lebih mengontrol tubuhnya. Ini sangat berguna bagi anak-anak yang sedang dalam fase pertumbuhan fisik karena tari memberikan latihan yang menyenangkan dan terstruktur yang tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tapi juga keterampilan gerak.

Selain itu, tarian memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk berekspresi secara kreatif terhadap emosi dan gagasannya. Pada usia Sekolah Dasar anak mulai mengembangkan kesadaran diri dan pemahaman tentang emosi mereka secara lebih mendalam. Tarian adalah sarana unik untuk mengungkapkan perasaan dan ide-ide tersebut tanpa harus bergantung pada kata-kata. Mereka memerlukan cara mengungkapkan perasaan ini tanpa harus bergantung pada kata-kata, dan hal ini sangat penting pada anak-anak yang mungkin merasa sulit dalam mengekspresikan emosi mereka secara lisan. Seni tari berfungsi sebagai jembatan menuju perkembangan emosional yang lebih sehat dan terbuka.

Aspek Sosial: Dalam proses belajar menari sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar, anak-anak didorong untuk belajar bekerja sama dan bekerja sama dengan teman sebayanya. Dalam tarian kelompok, setiap anak mengapresiasi peran masing-masing dalam mencapai harmonisasi gerak. Hal tersebut menumbuhkan rasa kebersamaan, tanggung jawab, dan saling menghargai. Seni tari mengajarkan kepada anak bahwa keberhasilan suatu pertunjukan tidak semata dari kemampuan Sendiri, melainkan dari isisme seluruh tim. Pembelajaran ini tidak hanya relevan dalam konteks kreativitas seni, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di mana kerja sama dan komunikasi adalah keterampilan penting.

Seni tari juga dapat menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk mengenal dan mengapresiasi budaya. Tarian tradisional Indonesia, yang memiliki banyak nilai-nilai sejarah dan simbolisme, dapat menjadi sarana efektif dalam memperkenalkan warisan budaya kepada generasi muda. Dengan mempelajari dan menampilkan tarian daerah, anak-anak tidak hanya melatih keterampilan mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap identitas budaya mereka. Hal ini menjadi semakin penting di tengah arus globalisasi yang sering kali membuat generasi muda lebih tertarik pada budaya luar daripada budaya lokal.

Di sisi lain, disiplin juga dilatih dari seni tari. Mereka yang mengikuti ekstrakurikuler ini harus belajar mengikuti instruksi, menghafal koreografi, dan menjalani latihan rutin. Ini membantu mereka mengembangkan sikap disiplin, tekun, dan bertanggung jawab terhadap proses yang dijalani. Kemampuan untuk mengikuti instruksi dan tetap konsisten dalam latihan adalah keterampilan yang sangat berguna, tidak hanya dalam bidang seni, tetapi juga dalam kegiatan akademik dan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks perkembangan mental, imajinasi dan kreatif juga terstimulasi melalui seni tari. Tari membuat kegiatan berpikir anak keluar dari batasan dengan menciptakan berbagai gerakan, memahami mengenai ritme. Dengan cara ini, keterampilan kritis dan dalam menghadapi masalah secara logis lebih dapat ditingkatkan. Dalam menari juga terdapat tantangan koreografi baru atau sulit, anak akan diajarkan untuk menemukan solusi lewat bawah tubuhnya, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya untuk menyusun strategi dan berpikir dengan cara teroganis.

Selain dari itu, kesenian sebagai ekstrakurikuler dapat meningkatkan citra dan prestise sekolah. Sekolah-sekolah yang aktif mempromosikan kesenian melalui acara atau kegiatan seperti seni tari sering kali dilihat sebagai institusi yang peduli dengan perkembangan karakter dan kebudayaan siswanya. Ini berdampak positif pada daya tarik sekolah bagi orang tua yang ingin memberikan pendidikan terpadu bagi anak-anak mereka, tidak hanya dalam aspek akademis, tetapi juga dalam pengembangan bakat dan minat di kawasan kesenian.

Pembelajaran Seni Tari sebagai ekstrakurikuler di SD bukan sekedar kegiatan tambahan, tetapi investasi penting dalam pembentukan karakter, kemampuan fisik, emosional, sosial, dan budaya siswa. Seni tari memberikan berbagai manfaat yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh, mulai dari kesehatan fisik, keterampilan motorik, hingga penguatan identitas budaya. Dengan dukungan dan pengelolaan yang baik, hal ini dapat menjadi salah satu pilar utama dalam pendidikan karakter dan pengembangan potensi siswa di tingkat dasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline