Lihat ke Halaman Asli

Putri Alifiah Arita Septiani

Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Subjective Well-Being dalam Trend Centil Era pada Perempuan Gen Z

Diperbarui: 11 Juni 2024   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Masyarakat Indonesia masih menganggap perempuan memiliki tanggung jawab penuh dalam hal domestik, mengasuh anak, mengurus anggota keluarga, membantu kebutuhan keuangan keluarga, bahkan ditambah tuntutan standarisasi fisik yang tidak masuk akal. Oleh karena itu, perempuan lebih mungkin di diagnosis depresi dibandingkan dengan pria, karena Perempuan lebih sering menghadapi berbagai tekanan dari lingkungan sosial, pekerjaan, maupun keluarga. Namun, permasalahan mental dan penyakit mental masih dipandang tabu dan dianggap sebagai hal yang memalukan. Sebagai generasi Z atau Gen Z yang mengalami era digital dengan kemudahan dalam mengakses informasi, perlahan-lahan mulai mengubah stigma masyarakat dan lebih peduli dengan diri sendiri untuk meningkatkan subjective well-being atau kesejahteraan atau kebahagiaan yang sifatnya subjektif. Salah satu bentuk kepedulian mereka adalah dengan menciptakan trend "Centil Era" sebagai bentuk self love.

Subjective well-being (SWB) merupakan istilah psikologis yang merujuk pada bagaimana individu menilai kebahagiaan dan kepuasan hidup mereka sendiri. Faktor yang mempengaruhi subjective well-being sendiri berupa hubungan sosial, kesehatan mental dan fisik, kondisi ekonomi, dan tujuan hidup. Subjective well-being yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kesehatan yang baik, hubungan yang baik, dan produktivitas yang lebih tinggi. Sehingga, dengan memahami subjective well-being (SWB) dapat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat secara keselurahan. 

Sedangkan, istilah 'centil' sering kali memiliki konotasi yang kurang serius atau bahkan negatif. Terutama ketika kata tersebut digunakan untuk menggambarkan perempuan. Secara tradisional, 'centil' mungkin diartikan sebagai sifat yang manja atau menggoda. Namun, perempuan Gen Z mengubah persepsi tersebut dalam konteks yang lebih positif, dimana 'centil' dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan untuk bersikap luwes, menyenangkan, dan cerdas dalam interaksi sosial. Hal tersebut mencangkup kepada kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi, menggunakan humor, penampilan, dan cara bicara yang menunjukkan kehangatan, serta kepercayaan diri. 'Centil' dalam konteks yang lebih dalam juga mencangkup kecerdasan emosional yang baik sebagai strategi coping atau mekanisme penanggulangan stress dan tantangan hidup.

Gen Z mempopulerkan trend ini melalui beberapa platform digital seperti TikTok, Reels Instagram, dan juga aplikasi X. Di aplikasi TikTok terdapat lebih dari 3000 tagar centil era dan di aplikasi Instagram terdapat lebih dari 100 tagar centil era. Dari beberapa cuplikan video di platform tersebut dapat disimpulkan bahwa 'centil era' merupakan masa dimana perempuan lebih fokus pada dirinya sendiri dan mencintai dirinya sendiri. Caranya adalah dengan berpakaian rapi dan wangi, make up cantik, mendengarkan lagu-lagu bernuansa positif, memperbanyak ibadah dan tentunya selalu bersyukur. Mencari lingkungan positif dan tidak memikirkan perkataan orang lain juga menjadi cara untuk dapat fokus dan mencintai diri sendiri. Cara-cara tersebut cukup mampu meningkatkan subjective well-being pada masing-masing individu.

Perempuan yang mampu menggunakan 'centil' dengan baik akan menggunakan keluwesannya untuk mengurangi ketegangan dan tekanan dalam hidupnya dengan sikap positif yang dapat menciptakan kembali suasana yang harmonis. Perempuan yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi mampu mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka serta emosi orang lain. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk menanggapi situasi dengan cara yang paling efektif, mengurangi konflik, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan emosional untuk menuju subjective well-being (SWB). Oleh karena itu, penting untuk mengubah persepsi atau stereotip masyarakat dengan menunjukkan bahwa 'centil' dapat menjadi bagian dari strategi coping yang kuat dan efektif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline