Lihat ke Halaman Asli

Putri Adrianingsih S.S.

HUMAS TNI/MITRA TNI

Ancaman Konflik di Laut China Selatan terhadap Kedaulatan Indonesia

Diperbarui: 4 Agustus 2024   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

ANCAMAN KONFLIK DI LAUT CHINA SELATAN TERHADAP KEDAULATAN INDONESIA

Laut China Selatan atau Laut Tiongkok Selatan, adalah laut bagian tepi dari Samudra Pasifik, yang membentang dari Selat Karimata dan Selat Malaka, hingga Selat Taiwan dengan luas kurang lebih 3.500.000 km². Laut ini berpotensi besar strategis karena sepertiga perlintasan laut berlalu lalang di sana. Laut ini juga memiliki kekayaan biota laut yang mampu menopang kebutuhan pangan jutaan orang di Asia Tenggara sekaligus cadangan minyak dan gas alam yang besar.

Menurut Limits of Oceans and Seas, 3rd Edition (1953) yang dirilis oleh Organisasi Hidrografi Internasional, laut ini terletak :

  • di sebelah selatan Tiongkok;
  • di sebelah timur Vietnam;
  • di sebelah barat Filipina;
  • di sebelah timur Semenanjung Malaya dan Sumatra hingga Selat Singapura di sebelah barat, dan
  • di sebelah utara Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan

Tetapi, menurut draft tak resmi edisi ke-4 (1986), Organisasi Hidrografi Internasional mengusulkan pembentukan Laut Natuna sehingga batas selatan Laut Tiongkok Selatan dipindahkan ke utara dari sebelah utara Kepulauan Bangka Belitung, ke sebelah utara dan timur laut Kepulauan Natuna.

Kepulauan Laut Tiongkok Selatan terdiri atas sekian ratus pulau kecil. Laut beserta sebagian besar pulau tak berpenghuni diperebuti oleh berbagai negara. Klaim-klaim kedaulatan ini terbukti dari beragamnya nama yang diberikan untuk pulau-pulau dan laut ini.

Menurut Geografi Negara-negara dan wilayah yang berbatasan dengan Laut China Selatan ini (searah jarum jam dari utara) adalah Republik Rakyat Tiongkok (termasuk Makau dan Hong Kong), Republik Tiongkok (Taiwan), Filipina, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Vietnam.

Sungai-sungai besar yang bermuara di Laut Tiongkok Selatan adalah Sungai Mutiara, Min, Jiulong, Merah, Mekong, Rajang, Pahang, Pampanga, dan Pasig.

Penyebab konflik Laut China Selatan adalah saling mengklaim dari sejumlah negara yang melewati jalur perairan strategis ini, termasuk Negara China dan Taiwan yang mengklaim hampir seluruhmya.

Jalur pelayarannya menghubungkan Asia Timur dengan Eropa dan Timur Tengah. Perdagangan lewat kapal ini mempunyai keuntungan sampai triliunan dollar AS setiap tahunnya, belum lagi dadanya cadangan minyak dan gas bumi yang sangat besar jumlahnya yang belum dieksploitasi, diyakini ada di dasar Laut China Selatan.

Perairan luas ini juga dihuni beberapa terumbu karang terbesar di dunia. Dengan berkurangnya kehidupan laut di dekat pantai, Laut China Selatan menjadi sumber ikan untuk bahan makanan populasi manusia yang terus bertambah.

Momentum terbesar dari sejarah konflik Laut China Selatan terjadi pada tahun 1947. Waktu itu, China membuat sebuah peta Laut China Selatan dengan 9 garis putus-putus. Tidak hanya itu, mereka juga mengajukan klaim bahwa wilayah yang masuk “sembilan garis titik” itu telah menjadi bagian teritorialnya. Lebih jauh, pemerintah China waktu itu semakin memperkuat klaimnya atas dasar sejarah. Mereka menyebut haknya sudah ada sejak berabad-abad lalu ketika rangkaian pulau Paracel dan Spratly dianggap menjadi bagian integral dari China.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline