Lihat ke Halaman Asli

Putri Agung Amanda Maharani

Membaca adalah jendela ilmu

Pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum

Diperbarui: 11 Juni 2022   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum secara etimologis berasal dari kata Yunani curir, yang berarti pelari, dan curere, yang berarti balapan. Dalam dunia pendidikan,  terminologi kurikulum mengacu pada seperangkat pengetahuan yang harus diperoleh siswa untuk memperoleh tingkat lanjutan atau diploma. Menurut Tyler dari Sudarman (2019), istilah kurikulum tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Menurut Oliver (2019 ) dari Suderman, itu tidak membuat banyak perbedaan. Kurikulum adalah program pendidikan partisipatif siswa yang  dirancang oleh lembaga pendidikan dan mencakup program pembelajaran, pengalaman, layanan, dan kurikulum tersembunyi. Oleh karena itu, kurikulum merupakan rangkaian program yang dikembangkan oleh  lembaga pendidikan, dimana program tersebut  diajarkan dan kemudian siswa memperoleh ijazah. 

Menurut Mulyasa (2004, dalam Lazwardi 2017), pendekatan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai persiapan kurikulum baru, atau sebagai kurikulum baru yang disempurnakan. Di bawah ini adalah beberapa jenis pendekatan kurikulum menurut McNeill di Sudarman (2019), yaitu :

1) Pedekatan Humanistik

Pendekatan Humanistik bersifat student-centric, atau student-centric, dan memprioritaskan perkembangan emosional siswa merupakan prasyarat dan  bagian integral dari proses pembelajaran. Menurut Somantrie kepada Abdullah Idi, pendekatan humanistik menekankan pada pengalaman belajar yang dirancang untuk menjawab minat, kebutuhan, dan kemampuan anak. Keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari lancarnya proses pengiriman nilai. Pendidikan humanistik beranggapan bahwa bahan ajar lebih merupakan media, media untuk kematangan fisik dan mental humanisasi siswa.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam pendekatan humanistik, tujuan pendidikan  bukan hanya nilai yang dapat dicapai siswa, tetapi juga mengubah siswa baik fisik maupun mental. Tujuan pendidikan humanistik merupakan proses perkembangan langsung yang bergerak maju yang diarahkan dalam pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadiaan, perilaku yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belajar. Semuanya itu adalah bagian dan cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasi (self actualizing person). Seseorang yang sudah bisa mengaktualisasikan diri merupakan orang yang sudah mencapai keseimbangan (harmoni) perkembangan semua aspek pribadinya baik aspek kognitif, estetika, juga moral. 

2) Pendekatan Kurikulum Rekonstruksi Sosial

 Pendekatan rekonstruksi sosial sangat menekankan hubungan antara kurikulum dan pembangunan ekonomi sosial  dan politik. Pendekatan rekonstruksi sosial merupakan pendekatan yang diwujudkan dalam kurikulum rekonstruksi sosial. Silabus ini memiliki banyak prinsip yang selalu menginspirasi harapan tertinggi, seperti perselisihan hak  minoritas, kepercayaan pada intelektual masyarakat umum, dan kemampuan untuk memilih nasib  sesuai harapan. Pendekatan rekonstruksi sosial bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka sesuai dengan potensi yang ada di masyarakat. Misalnya di daerah pertanian, sekolah perlu mengembangkan pertanian di bidang pertanian. Sekolah di kawasan industri harus dikembangkan selama berada di kawasan industri. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan rekonstruksi sosial  mengutamakan pengembangan kemajuan sosial masyarakat dan kebijakan ekonomi di daerah-daerah yang tergolong tertinggal dan masih tertinggal. 

Tujuan utama pendekatan rekonstruksi sosial adalah mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gejolak yang dihadapi masyarakat. Selain bidang agama, tantangan tersebut adalah bidang budidaya yang harus dibenahi dari bidang  lain seperti ekonomi, sosiologi, ilmu alam, estetika dan matematika.

3) Pendekatan Kurikulum Teknologi

Perspektif teknologi menjadi kurikulum ditekankan pada efektifitas acara metode & material supaya mencapai suatu manfaat & keberhasilan. Teknologi memengaruhi kurikulum dalam dua cara, yaitu pelaksanaan & teori. Aplikasi teknologi merupakan suatu rencana penggunaan beragam alat & media, atau tahapan basis instruksi. Sebagai teori, teknologi digunakan dalam pengembangan & evaluasi material kurikulum & instruksional. Teknologi pendidikan dalam arti teknologi indera, lebih menekankan dalam penggunaan indera-indera teknologi buat menunjang efisiensi & efektifitas pendidikan. Kurikulumnya berisikan beberapa planning penggunaan poly sekali indera & media, pula contoh-contoh pedagogi yg poly melibatkan penggunaan indera. Contoh-model contoh pedagogi tadi merupakan: pedagogi menggunakan donasi film & video, pedagogi berprogram, mesin pedagogi, pedagogi modul. Pengajaran menggunakan donasi komputer, & lain-lain. 

4) Pendekatan Kurikulum Subjek Akademis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline