Perkembangan teknologi yang semakin pesat semakin memudahkan masyarakat dalam mencari serta menerima informasi. Kini media massa dan media sosial sudah menjadi bagian dari masyarakat. Dilansir dari dataindonesia.id pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 205 juta.
Seiring berkembangnya teknologi, perkembangan budaya pun semakin beragam. Menurut West dan Turner, McLuhan menggambarkan bahwa masyarakat mempunyai ketergantungan terhadap teknologi serta kondisi masyarakat tergantung pada kesiapan mereka dalam menghadapi teknologi. Karena media yang didukung teknologi dapat membentuk dan mengorganisasikan budaya masyarakat.
Budaya yang melekat pada masyarakat saat ini adalah Pop Culture atau Budaya Populer. Istilah ini berasal dari bahasa latin yaitu "Culture of The Popular" yang berarti budaya orang-orang atau masyarakat. Menurut Stuart Hall, pop culture merupakan budaya yang dianggap sebagai suatu pertunjukan yang menampilkan ranah sesuai dengan kesepakatan bersama dalam masyarakat, serta di dalamnya terkandung ketahanan yang mengakar kuat. Terdapat beberapa macam pop culture diantaranya adalah televisi, fiksi, film, surat kabar, majalah, musik pop, dan sebagainya.
Perkembangan teknologi dan adanya pop culture tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik, salah satunya yaitu dengan meningkatkan literasi media digital. Literasi media digital ialah pengetahuan serta kecakapan masyarakat dalam menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam rangka menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh terhadap hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Apakah bisa meningkatkan literasi media digital melalui pop culture? Tentu saja bisa. Pop culture yang melekat pada masyarakat dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi media digital jika pengguna atau masyarakat dapat dengan bijak menggunakan layanan internet dan smartphone mereka dengan baik. Pengguna dapat mengakses konten yang mengandung value atau nilai di media sosial. Contohnya adalah memanfaatkan media sosial untuk mempelajari bahasa inggris. Pengguna bisa mencari dan mengikuti conten creator yang membagikan konten tentang belajar bahasa inggris, seperti pengguna Instagram ilhamsaheri atau aarons.english. Selain itu, terkadang para content creator juga menggunakan musik yang sedang populer atau topik yang mereka bicarakan merupakan topic yang sedang populer sehingga dapat menjangkau masyarakat lebih luas.
Melalui pop culture, masyarakat dapat meningkatkan literasi digital sesuai dengan apa yang mereka sukai. Misal saja mereka menyukai K-Pop, mereka dapat mencari tahu berita tentang idol atau grup yang mereka idolakan. Mereka menikmati musik dari idola mereka, mencari tahu makna dari lagu idol mereka, dan menonton music video-nya. Serta mereka dapat mencari tahu tentang berita terkini idola mereka.
Selain K-Pop, peningkatan literasi digital juga dapat dilakukan melaui film. Penonton dapat menganalisa plot, karakter pemain, dan sebagainya yang terdapat dalam film. Nilai atau value yang ada dalam film pun perlu diperhatikan, agar penonton dapat belajar atau melihat realita dalam film tersebut.
Untuk mencapai literasi media digital, diperlukan pemahaman dalam memanfaatkan teknologi atau alat-alat komunikasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara bijak, cerdas, dan cermat. Dengan demikian, perlu adanya check and recheck terhadap informasi yang diperoleh agar tidak terkena hoax. Serta perlu adanya evaluasi guna mengetahui sejauh mana teknologi tersebut dimanfaatkan, apakah teknologi tersebut dimanfaatkan dengan bijak, cerdas dan cermat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H