Macam penerapan pembelajaran dalam meningkatkan berbagai kemampuan siswa dalam pelajaran matematika
Dr. Edy Surya M.Si dan Putri Lingga Sari
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya yaitu pengembangan potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya kea rah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan matematika mempunyai peranan bagi setiap individu untuk melatih kemampuan berfikir logis, kritis, sistematis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Sehingga matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting di jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan hingga jenjang Perguruan Tinggi tidak terlepas dari matematika.
Matematika sebagai pembelajaran juga dapat melatih seseorang (siswa) bertanggungjawab, memiliki kepribadian baik dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Pembelajaran matematika suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada situasi nyata. Keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran harus didukung dengan kegiatan khusu yang berpusat pada siswa sehingga mereka melakukan "melakukan matematika" untuk menemukan dan membangun matematika yang difasilitasi oleh guru.
Adapun beberapa alasan mengapa matematika harus diajarkan kepada siswa : 1). Selalu digunakan dalam semua aspek kehidupan, 2). Semua bidang studi membutuhkan keterampilan matematika yang sesuai, 3). Sarana komunikasi yang kuat, jelas dan ringkas, 4). Digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5). Meningkatkan kemampuan berfikir logis, akurasi dan kesadaran spasial, 6). Memberi kepuasan pada upaya memecahkan tantangan masalah. Dan sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum yaitu : 1). Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan tingkat tinggi siswa, 2). Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, 3). Memperoleh hasil belajar yang tinggi, 4). Melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, 5). Mengembangkan karakter siswa.
Simmers (Surya, 2017) mengatakan bahwa matematika sering mengalami kesulitan. Novferma (2016) menyatakan bahwa faktor-faktor kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika yaitu siswa merasa waktu yang diberikan tidak cukup, mudah menyerah, kurang teliti, sering lupa, merasa cemas dan siswa tergesa-gesa untuk mengerjakan soal. Selain itu salah satu faktor internal yang mempengaruhi pembelajaran adalah kecerdasan.
Salah satu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah adalah kecerdasan logis matematis. Kecerdasan logis matematis meliputi perhitungan matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, penalaran induktif dan penalaran deduktif serta ketajaman dalam pola dan hubungan. Dengan adanya unsur pemecahan masalah pada kecerdasan logis matematis, tentunya akan berpengaruh pada prestasi belajar matematika siswa.
Kecerdasan logis matematis merupakan hal yang cukup penting bagi siswa dan guru. Dimana bagi siswa dapat mendorong semangat siswa berprestasi dalam belajar dan mengarahkan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan bagi guru, dengan memahami dan mengetahui kecerdasan logis siswa maka guru akan dapat membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk berhasil dalam belajar, mampu menyelesaikan strategi mengajarnya sesuai dengan kondisi siswa dan mampu mendudukkan posisinya dengan kegiatan pembelajaran.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan siswa beranggapan matematika sulit untuk dipelajari dua diantaranya adalah kurangnya kemampuan pemecahan masalah dalam matematika. Kemampuan pemecahan masalah atau yang sering disebut problem solving adalah salah satu
kemampuan dalam kurikulum 2013 yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Setiap masalah slalu berkenaan dengan suatu pertanyaan, namun tidak semua pertanyaan merupakan masalah. Menurut Minarni masalah muncul ketika seseorang memiliki tujuan tetapi tidak tahu bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Masalah hadir ketika terdapat gap (pemisah) antara yang seharusnya dengan kenyataan atau ketika sesuatu tidak berfungsi, tidak berjalan sebagaimana mestinya. sedangkan menurut Darmani & Renaldi (2018) masalah adalah sesuatu (entitas) yang belum diketahui, dan jika ditemukan akan memiliki nilai sosial, kultural atau intelektual. Dalam Juliarta dan Surya (2017), Ruseffendi mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami dan mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkan pemecahan masalah kepada peserta didik, memungkinkan peserta didik itu menjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan didalam kehidupannya. Dengan arti lain, bahwa peserta didik dilatih memecahkan masalah, yang tentunya ia memiliki kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan inilah yang akan membantu peserta didik untuk terampil tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, bagaimana merencanakan penyelesaian, menganalisis informasi dan
merefleksi kemabli hasil yang telah diperolehnya.