Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Penanaman Paradigma Qurani dalam Menghadapi Perkembangan Iptek

Diperbarui: 28 November 2021   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur'an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan ke dunia melalui malaikat Jibril dan dimukzizatkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. Penurunan al-Qur'an bersifat progresif yang artinya diturunkan tidak secara bersamaan tetapi melalui proses. Banyak ayat di dalam al-Qur’an yang merujuk pada pola perkembangan kehidupan manusia. Al-Qur'an yang bersifat progresif selalu menuntun manusia kepada perkembangan yang lebih baik, tak terkecuali dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alam semesta yang sangat luas, inovasi teknologi yang harus terus dikembangkan agar umat manusia menjadi lebih baik.Oleh karena itu al-Qur'an hadir memberi petunjuk mengenai alam semesta yang sangat luas ini yang tidak dapat dijangkau oleh manusia.

Kemajuan peradaban manusia tidak lepas dari pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek ). Perkembangan iptek tidak hanya didasari murni dari pemikiran manusia, tetapi Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada manusia melalui turunnya al-Qur’an. Bahkan banyak ayat al-Qur'an yang memprediksi bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan datang.

AL-QUR’AN DAN ILMU PENGETAHUAN

Secara etimologi (kebahasaan), pengetahuan berasal dari bahasa inggris 'knowledge'. Dalam bahasa arab, pengetahuan disebut 'ilm’ yang berarti " usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.

Namun, ilmu dan pengetahuan pada dasarnya adalah dua hal yang berbeda. Ilmu adalah metode yang digunakan dalam suatu keadaan baik menggunakan alat, prosedur, cara sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ; kepandaian. sehingga ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan pengetahuan melalui cara, prosedur, dan metode untuk menjelaskan suatu fenomena agar dapat dikaji kebenarannya. Pandangan al-Qur’an mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada sejak diturunkannya wahyu pertama yaitu surah al-Alaq ayat 1-5.

Iqra yang mempunyai arti bacalah, Dapat dipahami sebagai menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan melalui objeknya, perintah iqra itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia, hal ini ditafsirkan oleh Quraish shihab. (shihab, 1996 : 433). Membaca merupakan kunci ilmu pengetahuan dan menuntut ilmu merupakan hal yang wajib bagi kita semua, tidak peduli tua atau muda, kita semua diwajibkan untuk menuntut ilmu hingga akhir hayat.

Ilmu termasuk ke dalam iptek  (ilmu pengetahuan dan teknologi). jika kita melihat realita saat ini, banyak sekali orang yang pandangan iptek-nya berkiblat ke negara barat yang mayoritas penduduknya bukanlah muslim, justru banyak negara berkembang dengan tingkat kemajuan iptek yang dapat dikatakan 'standar' merupakan negara dengan mayoritas pendududuknya adalah muslim.

Padahal, dahulu kerajaan islam lah yang menguasai iptek di seluruh dunia. Berbagai inovasi berlian lahir dari pemikiran para ilmuwan muslim dan tak jarang lahir ilmuwan muslim yang terkenal dan karyanya sangat berpengaruh bagi kehidupan kita semua sebagai umat manusia bahkan hingga saat ini, sebut saja salah satu ilmuwan islam yang paling berpengaruh hingga saat ini yaitu avicenna atau yang biasa kita kenali sebagai Ibnu Sina, beliau merupakan bapak kedokteran modern. kondisi saat ini cukup memprihatinkan mengingat dahulu islam lah yang memimpin perkembangan iptek.

JENIS-JENIS PARADIGMA

  1. Paradigma Sekuler Menurut paradigma ini agama dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang harus dipisahkan atau yang biasa kita tahu sebagai sekulerisme yaitu  memisahkan agama dengan urusan dunia (fashl al-dinan al-hayah) .
  2. Paradigma Sosialis Di dalam paradigma ini  agama dianggap tidak ada (in-exist), menurutnya agama tidak kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), iptek dapat berjalan sendiri secara independen tanpa agama. di dasari oleh pemikiran seorang filsuf Jerman, Karl Marx, ia beranggapan bahwa agama (saat itu kristen) adalah candu bagi pengikutnya, sehingga mereka sampai melupakan penindasan kapitaslisme kejam yang sedang mereka hadapi.
  3. Paradigma Islam Sangat berbeda dari kedua paradigma di atas. Paradigma islam malah menuntut untuk melandasi semua pemikiran berdasarkan al-Qur’an dan hadist

AL-QUR'AN DAN TEKNOLOGI

Teknologi telah menjadi tulang punggung peradaban di dunia ini dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan, terutama ilmu yang telah diwahyukan di dalam al-Qur’an dan hadist-hadist yang telah di riwayatkan oleh para perawi hadist.  Dalam Islam diwajibkan menuntut ilmu baik wanita maupun laki-laki. Imam al-Ghazali meriwayatkan jika menuntut ilmu hukumnya ada dua yaitu fardu 'ain dan fardu kifayah. Maka menuntut ilmu hukumnya fardu kifayah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline