Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Tim II Undip Mengajak Kelompok Tani di Nagari Kamang Mudiak Memanfaatkan Limbah Jerami Menjadi Pupuk Kompos

Diperbarui: 2 Agustus 2021   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kamang Mudiak, (2/8)-- Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Tahun 2021 Universitas Diponegoro dilaksanakan secara berbeda pada KKN biasanya. 

KKN dilaksanakan secara mandiri di wilayah domisili masing-masing peserta KKN. Penulis melaksanakan KKN di Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Nagari Kamang Mudiak, kecamatan Kamang Magek struktur perekonomiannya didominasi oleh sektor pertanian, salah satunya padi. Hal ini didukung dengan luas lahan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi padi organik mencapai 370 hektar. Hasil limbah pertanian padi terbesar adalah jerami. 

Seringkali jerami tidak dimanfaatkan dan diolah oleh petani. Padahal jerami masih memiliki kandungan C/N (carbon/nitrogen) yang tinggi dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi pertumbuhan mikroorganisme dalam proses pengomposan. 

Nantinya, hasil pengomposan dapat digunakan sebagai pupuk organik alami pengganti pestisida. Umumnya penggunaan pestisida bersifat mencemari lingkungan dan dapat membunuh mikroorganisme tanah yang baik bagi tanaman. 

Sedangkan pupuk kompos dapat mengembalikan nutrisi tanah yang hilang akibat aktivitas panen ataupun terbawa air, meningkatkan sifat fisik dan kimia tanah, sehingga menghasilkan tanah yang subur untuk pertanian.

Oleh karena itu mahasiswa KKN Tim II UNDIP memberikan edukasi dan demo pembuatan pupuk kompos dari limbah pertanian jerami padi. 

Program ini menawarkan solusi sebagai upaya mendukung program SDG's nomor 12 yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Harapannya, kompos jerami dapat digunakan untuk mendukung sistem usaha tani ramah lingkungan yang berkelanjutan.

Dokpri

Dokpri

Oleh : Putri Shania Noor

Dosen Pembimbing : Dra. Puji Astuti, M.Si




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline