Lihat ke Halaman Asli

Putri Amanda

Seorang mahasiswa yang mencoba menulis

Tantangan Orangtua dalam Akses Materi Pembelajaran Selama Pandemi

Diperbarui: 25 Oktober 2021   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay.com

Pandemi yang menyerang di Indonesia pada Maret 2020 memang membuat masyarakat menjadi panik akan terjangkit Virus Corona. Hal ini terjadi karena Virus Corona dikabarkan sangat berbahaya, orang yang terjangkit akan merasakan sesak napas, batuk, pilek, bahkan tak sedikit yang meninggal dunia. Ditambah lagi virus ini adalah termasuk virus yang sangat mudah menular, bahkan bisa menular lewat udara. Kepanikan ini yang membuat masyarakat menjadi takut untuk keluar rumah, mereka memilih untuk berkegiatan di dalam rumah, dan meminimalisir kegiatan di luar rumah apabila tidak perlu.

Pemerintah pun sadar bahwa penularan virus ini harus dihentikan. Maka dari itu, pemerintah membuat kebijakan agar seluruh peserta didik belajar dari rumah. Bukan hanya peserta didik, namun para pekerja pun dihimbau untuk melakukan pekerjaan dari rumah. Adanya kebijakan ini, masyarakat ramai yang menggunakan tagar #DirumahSaja. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar saling peduli dengan sekitarnya.

Pembelajaran dari rumah ini otomatis akan berbasis online, yang mana harus melibatkan teknologi di setiap proses pembelajarannya. Namun pada kenyataannya, tidak semua masyarakat yang terdampak pandemi sudah melek teknologi sepenuhnya. Apalagi para orang tua yang memiliki anak usia SD, tentu orang tua ini sangat berperan penting dalam membimbing anaknya melakukan pembelajaran online. Karena pada dasarnya, anak usia SD butuh pengawasan dan bimbingan orang tua dalam menggunakan gadget. Perangkat yang digunakan dalam melakukan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ itu biasanya laptop ataupun handphone. Sedangkan aplikasi pendukungnya dapat berupa Google Classroom, Google Form, Whatsapp Group, Google Meet, Zoom Cloud Meeting, dan untuk search engine yang digunakan biasanya adalah Google.

Seperti pada kasus seorang anak bernama Marsya yang tinggal di daerah Cibubur, dia seorang siswi SD yang duduk di bangku kelas 2. Sejak pertama Marsya memasuki bangku Sekolah Dasar, Marsya sudah merasakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh. Di samping itu, Marsya memiliki seorang ibu yang siap mendampingi dan membimbing Marsya. Namun, permasalahan kurangnya pengetahuan akan teknologi menghambat Ibu ini membimbing anaknya.

Orang tua Marsya ini biasanya menggunakan gadget hanya untuk mengirim pesan dan menelpon ataupun menerima panggilan. Sedangkan sistem pembelajaran pada sekolahan Marsya membutuhkan keterampilan di luar itu. Menurut Bu Ami, orang tua Marysa, guru akan mengirimkan link dari Youtube beserta beberapa soal yang harus dikerjakan Marsya pada aplikasi Whatsapp group. Untuk melakukan penelusuran di Youtube, Bu Ami merasa hal itu mudah dilakukan, karena hanya tinggal meng-klik link yang tersedia. Namun yang menjadi permasalahan bagi Bu Ami adalah ketika mencari informasi tentang jawaban dari persoalan yang diberikan guru. Karena beberapa jawaban tidak terdapat pada buku ataupun video Youtube yang tersedia. Maka jalan yang harus dilakukan Bu Ami adalah menggunakan salah satu search engine yang populer, yaitu Google. Namun karena kurangnya pengetahuan, Bu Ami tidak bisa mengoperasikan Google dengan baik. Menurut Bu Ami, menggunakan Google terlalu rumit, terlalu banyak langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan materi yang beliau inginkan.

“Ibu bingung aja dimana harus ngetik soalnya? Terus habis itu apalagi yang ibu pencet? Banyak banget tulisannya, ibu bingung, pusing, mending sekolah offline aja” Kata Bu Ami ketika sedang di wawancarai.

Sumber: Dokumen Pribadi

Pada kasus Marsya dan Bu Ami ini seharusnya segera didapatkan solusi yang tepat. Karena, apabila hal ini terus berlanjut, maka PJJ tidak akan berlangsung dengan baik bagi Marsya dan Bu Ami. Maka dari itu, diharapkan dari pihak sekolah memberikan keringanan. Keringanan ini seperti pihak sekolah ketika memberikan soal harus terpacu pada link youtube yang sudah dicantumkan atau bisa juga terpacu pada buku pelajaran yang sudah diberikan. Sedangkan solusi yang bisa dilakukan oleh pihak peserta didik, orang tua harus pandai – pandai bertanya pada sekitarnya, bisa jadi tetangga atau anggota keluarga lain yang dirasa mampu menggunakan search engine seperti Google. Apabila solusi ini diterapkan pada kedua belah pihak, maka PJJ akan berjalan dengan baik, dan tidak ada yang merasa keberatan akan PJJ yang dilaksanakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline