Abu Nasr Al farabi lahirnya di wasij di desa di farab pada tahun 75 hijriah atau 87 masehi, yang disingkat namanya Al Farabi. Ia memperoleh pendidkan berbagai disiplin ilmu, yaitu bahasa, sastra, logika, filsafat pada guru-gurunya yang terkenal. Kondisi lingkungan ikut terbentuk kepribadian dan jalan pemikirannya, berfikir dalam islam pun merupakan penilaian pendidikan yang membawa Al Farabi sebagai filsof muslim.
Al Farabi terkenal dikalangan filosof muslim dan informasi kehidupan beliau sangat sedikit. Ia tidak pernah memamerkan kehidupannya walaupun saat sedang mengajarkan murid-muridnya. Banyak bahasa yang ia pelajari ada 70 bahasa salah satunya turki dan kurdi. Al Farabi bukan hanya membuat ulasan-ulasan saja tetapi membuat buku filsafat yunani dan menyalurkan ilmunya kepada murid-muridnya. Ia dikenal dan terjuluki sebagai guru kedua, karena ilmu pengetahuan dan pemikiraannya yang sangat luas. Setelah itu Al Farabi menjelaskan kembali konsep metafisika penciptaan alam dari wujud tunggal yang abadi dengan penjelasan yang sangat sempurna.
Al Farabi menyimpulkan bahwa alam berasal dari alam yang berasal dari zat yang tunggal, abadi dan suci dari emanasi. Diawalinya penciptaan alam yaitu dengan adanya suatu alam yang berwujud tunggal yang pasti ada (wajib al wujud : tuhan, melimpahi, menghasilan mungkin al wujud).
Akibat pemikiran yang terus menerus cemerlang, umat islam mamou berjaya dalam bidang keilmuan. Al Farabi menjelaskan bahwa tanpa adanya ilmu dan pendidikan tidak akan bahagia. Karena seharusnya pendidikan diikuti oleh semua masyarakat bukan masyarakat yang mampu saja. Penilaian ilmu menurut Al Farabi yaitu bukan hanya mengenai teks keagamaan saja, namunjuga ilmu-ilmu yang membuat kemajuan kemasyarakatan untuk suatau bangsa ataupun masyarakat.
Metode mengajar sangat bermacam-macam apalagi di zaman sekarang, tentunya pengajar/guru akan memilih metode ceria saat belajar, belajar diluar ruangan, menonton vidio pembelajaran, membuka ruang diskusi. Tujuannya agar murid tidak merasa jenuh, mengantuk, bosan dan tidak minat untuk belajar sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H