Lihat ke Halaman Asli

Putri Salsabila

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Berpolitik Asik atau Rawan Kritik

Diperbarui: 9 Juni 2023   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pixabay

Politik pada era saat ini telah mengalami perubahan signifikan dalam hal komunikasi dan interaksi dengan masyarakat melalui media sosial. Dulu, politik seringkali dianggap sebagai sesuatu yang kaku dan hanya diwakili oleh tokoh-tokoh ternama dengan pengalaman dan keahlian tertentu. Informasi mengenai tokoh politik biasanya diperoleh melalui pemberitaan media cetak, media digital, dan stasiun TV nasional. Namun, dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam pola konsumsi informasi masyarakat, politik tidak lagi terbatas pada saluran-saluran tradisional tersebut. Saat ini, politik telah meluas ke media sosial, di mana partai politik dan politisi aktif memanfaatkannya sebagai sarana untuk berkomunikasi, mempromosikan agenda politik, dan berinteraksi langsung dengan pemilih.

Hadirnya akun partai politik di media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube, politisi dapat mengirimkan pesan politik mereka secara langsung kepada masyarakat tanpa harus melalui proses filter media massa. Mereka dapat membagikan pandangan politik, memperkenalkan program-program partai, serta berbagi berita dan informasi terkini. Media sosial juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk memberikan tanggapan dan partisipasi aktif dalam diskusi politik. Namun, penggunaan media sosial dalam politik juga memiliki sisi yang rumit. Keterlibatan politisi di media sosial dapat menghadirkan tantangan baru, seperti risiko mendapatkan respons negatif atau kritik yang tajam dari masyarakat. Lalu apakah hal tersebut akan menjadikan berpolitik asik atau rawan kritik?

Partai politik saat ini semakin menyadari pentingnya kehadiran dan aktivitas mereka di media sosial dalam rangka memperluas jangkauan komunikasi politik mereka. Meskipun terdapat kemungkinan mendapatkan respons negatif, banyak partai politik yang memilih untuk mencoba aktif di media sosial karena melihat potensi manfaat yang dapat diperoleh. Salah satunya adalah Partai Gerindra yang telah menjadi salah satu partai politik yang sangat aktif di platform media sosial, terutama Twitter. Mereka menggunakan akun dengan username @Gerindra untuk berbagi informasi dan pencapaian parta mereka kepada masyarakat.

Namun, yang menarik adalah mereka juga aktif dalam membalas berbagai tweet yang tidak berkaitan dengan politik. Dengan menjadi aktif dan responsif di media sosial, Partai Gerindra dapat membangun keterlibatan dengan pemilih potensial dan masyarakat secara luas. Mereka memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat, mendengarkan pendapat mereka, dan merespons isu-isu yang sedang tren atau menjadi perhatian publik. Melalui interaksi semacam ini, partai politik dapat membangun citra positif, meningkatkan visibilitas mereka, dan memperluas pengaruh politik mereka.Hal tersebut dapat meningkatkan citra positif partai di mata publik juga meningkatkan ketertarikan publik untuk mendukung partai tersebut di masa depan, melihat pemilu akan diselenggarakan tidak lama lagi dari sekarang.

Namun, perlu diingat bahwa aktivitas partai politik di media sosial juga harus dilakukan dengan bijak. Terlibat dalam percakapan yang tidak berkaitan dengan politik dapat menghadirkan risiko tersendiri. Partai politik perlu menjaga kredibilitas mereka dan memastikan bahwa kehadiran mereka di media sosial tetap relevan dengan misi dan tujuan politik mereka. Apakah aktivitas seperti ini menguntungkan bagi partai politik, hal ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan strategi komunikasi yang dijalankan. Media sosial dapat menjadi saluran yang efektif untuk membangun kedekatan dengan pemilih, meningkatkan partisipasi politik, dan memperluas basis dukungan. Namun, partai politik juga perlu memperhatikan respon dan tanggapan yang mereka terima di media sosial, serta menjaga integritas dan konsistensi pesan politik mereka.

Dengan demikian, penggunaan media sosial dalam politik memiliki potensi untuk menjadi ajang yang menarik dan interaktif bagi masyarakat, namun juga memerlukan kewaspadaan dalam menghadapi kritik dan menjaga keaslian informasi yang disebarkan. Kemampuan politisi dalam memanfaatkan media sosial dengan bijak dan responsif terhadap umpan balik dari masyarakat akan memainkan peran penting dalam kesuksesan strategi politik mereka di era digital ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline