Covid-19 pertama kali diumumkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan Senin (2/3/2021). Ada dua pasien terkonfirmasi pertama kali, merupakan masyarakat Depok, Jawa Barat, keduanya merupakan anak dan ibu, pasien bernama Sita Tyasutami selaku anak dan Maria Darma Ningsih selaku ibu, Covid-19 pertama kali ditularkan oleh Sita kepada ibunya saat Sita mendatangi sebuah club dansa di salah satu restoran Jakarta dan di duga melakukan kontak fisik dengan seorang warga negara Jepang yang tinggal di Malaysia yang positif Covid-19. Sita pertama kali merasakan batuk dan demam setelah selang dua hari pulang berdansa, keduanya dirawat di rumah sakit Mitra Keluarga lalu dinyatakan positif, dan langsung di rujuk kerumah sakit Pusat Infeksi di Jakarta Utara.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah Covid di Indonesia pada Jumat (2/7/2021) mencapai 2.228.938 orang, dan diantaranya yang berhasil sumbuh sebanyak 1.901.865, dan juga yang meninggal dunia sebanyak 59.534 orang. Menurut Siti Nadia Tarmizi selaku Direktur P2PML Kemenkes, meningkatnya angka kasus Covid-19 saat ini disebabkan oleh berberapa hal, yaitu munculnya varian baru Covid-19 yang membuat kasus ini kian meningkat tinggi, dan meningkatnya mobilitas mudik pada lebaran Idul Fitri kemarin, serta longgarnya protokol kesehatan. Varian baru Covid-19 ini bernama Kappa atau dikenal juga B.1.167.1 dan pertama kali ditemukannya di India.
Pada tabel Global Initiative on Sharing Avian flu Data (GISAID), yang merupakan Lembaga Niralaba Internasional yang mengurus database Global Covid terbaru, menunjukan India merupakan negara terbanyak yang terinfeksi virus Covid Kappa ini. Pemimpin teknis WHO Dr. Maria Van Kerkhope mengungkap bahwa pada bulan April Covid jenis Kappa ini telah menyebar diberbagai negara, dan itu sungguh menghawatirkan. Pemerintah mengambil langkah dengan melakukan vaksinasi kedua, setelah mendengar melonjaknya kasus Covid-19 di beberapa Negara, diantaranya Eropa, India, Brazil, dan Amerika Serikat.
Vaksin pertama dan kedua tiba pada 31 Desember 2020 lalu, jumlah vaksin yang tiba sebanyak 1,8 juta dosis, Vaksin tahap ketiga tiba pada 12 Januari 2021, dengan jumlah 15 juta dosis, Vaksin tahap keempat tiba pada 02 Febuari 2021, dengan 10 juta dosis bahan baku, Vaksin tahap kelima tiba pada 02 Maret 2021, sebanyak 10 juta dosis bahan baku,
Sedangkan vaksin keenam tiba pada 08 Maret 2021 sebanyak 1.113.600, dan pada 25 Maret 2021 tiba sebanyak 16 juta bahan baku dosis. Namun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin malah justru mendapatkan banyak keluhan beberapa waktu kebelakang dari masyarakat dan banyak isu buruk yang beredar diinternet tentang vaksin.
Banyak masyarakat yang takut melakukan vaksinasi karena beredarnya isu tersebut, namun Siti Nadia Tarmizi meyakinkan masyarakat untuk tidak ragu lagi dan segara mengikuti vaksinasi, karena sampai saat ini tidak ada yang terjadi apapun terhadap mereka yang telah mendapat vaksinasi pertama kali. Nadia pun menghimbau walaupun sudah melaksanakan vaksinasi tetap harus mengikuti protokol kesehatan, ia menegaskan bahwa vaksinasi tidak sepenuhnya dapat mencegah tertular Covid-19.
"Vaksin tidak dapat membuat kita bebas seutuhnya dari Covid-19, tetapi kita mendapat antibodi yang kuat setelah vaksin" ujar Nadia. Pemberian vaksinasi untuk memicu produksi antibodi dalam tubuh. Vaksinasi dilakukan dengan cara menyuntikan atau meneteskan ke dalam mulut.
Untuk sekarang Daerah yang memiliki angka tertinggi Covid-19 di Indonesia adalah DKI Jakarta, mencatat sebanyak 7.541 kasus positif pada Jumat (2/7/2021), Pemerintah DKI Jakarta Kombes Yusri Yunus selaku Kabib Humas Polda Metro Jaya mengumumkan pemerketatan mobilitas jalan selama Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Selasa 22 Juni 2021 hingga 05 Juli 2021, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, yang bertujuan untuk menghindari kerumunan dan mencegah penyebaran Covid-19. Pemerintah Indonesia kini sudah mempelajari berbagai penanganan selama pendemi di mulai dengan memperhitungkan kondisi politik, kondisi ekonomi, sosial, dan pengalaman dari negara lainya, di katakan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Dan pemerintah telah memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan Covid-19" ujar Presiden Jokowi, Rabu (23/6/2021). Menurut beliau PPKM ini mampu untuk mengatasi Covid-19 hingga sampai ke akar-akarnya tanpa mematikan ekonomi rakyat.
Selain itu ia juga meminta para kepala daerah mempertajam penerapan PPKM mikro dan mengoptimalkan posko-posko Covid-19 di daerah masing-masing. Jika PPKM mikro dan penegakan protokol kesehatan dapat terlaksana dengan baik, Jokowi mengatakan peningkatan Covid-19 dapat terkendalikan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H