Hay guyss, mungkin udah pernah baca, atau dengar tentang permasalahan minyak goreng di indonesia.
Buat para ibu-ibu Permasalahan minyak goreng ini sangatlah berpengaruh penting kepada mereka yang berperang sebagai koki atau chef dalam rumah tangga.
Pas minyak di kabarkan menghilang mereka Sangat gelisah dan histeris karena minyak salah satu sembako Yang berperang penting dalam Kegiatan masak memasak.
Apa iyah semua masakan harus di goreng? Tentu tidak, bisa juga di kukus, di tumis, di gulai, di oven, di bakar dsb. Akan tetapi tetap saja membutuhkan minyak goreng dalam menumis bumbunya.
Jujur saya pun secara pribadi ikut menderita, gimana tidak? Saya seorang pecinta gorengan mulai dari tahu goreng, tempe goreng, ikan goreng, dsb. Tiba-tiba berkurang.
Yah bukanya saya tidak bersyukur bisa makan, tapi apa boleh buat saya seorang pecinta gorengan tanpa gorengan kayak ngak lengkap gitu makanya.
Mulai dari minyak goreng yang menghilang, sulit di dapat Dan antrian di kalangan ibu-ibu, hingga pada akhirnya minyak mulai muncul lagi dengan nilai jual yang sanggat tinggi atau mahal.
Dalam proses pencairan minyak goreng juga saya sudah pernah terlibat. Dari antrian pagi-pagi ke indomaret, hingga panas-panasan di bawah terik matahari hanya untuk mendapatkan minyak goreng yang sangat terbatas. Bahkan kadang gk mandi supaya gk terlalu lama antrianya. Hingga sampe akhirnya saya mulai males dan bosen karena selalu gagal mendapatkan minyak goreng tersebut.
Kalau di supermarket harus datang pagi-pagi Sesaat sesudah mall buka dan membawa surat faksin atau bisa juga lewat aplikasi pedulindungi. Di sana banyak antrian, Bahkan dalam membeli minyak di batasi 1 orang 1 kemasan minyak tidak boleh lebih. Jika lebih maka di suruh kembalikan oleh satpam atau petugas. Sehingga ibu-ibu membawa keluarga, suami bahkan anaknya untuk ikut membeli minyak goreng tersebut.
Namun kadang anak-anak gagal mendapatkanta karena minyak goreng di berikan kepada yang sudah punya KTP.
Lalu kadang ada yang bilang alasan menghilanya minyak goreng di sebabkan oleh ibu-ibu yang menimbun minyak. Padahal Ibu-ibu hanya memakai minyak untuk kebutuhan sehari-hari.