Lebaran sebentar lagi, yang mana artinya umat muslim mulai disibukkan oleh berbagai kegiatan menyambut hari raya seusai berpuasa sebulan lamanya.
Belanja baju lebaran hingga menyiapkan kue beserta kudapan lainnya untuk disantap bersama-sama adalah sebagian aktivitas yang umum dilakukan. Tak terkecuali, merancang kata-kata indah sarat maaf yang ditujukan sebagai ucapan lebaran kepada sanak saudara.
Namun, seiring berkembangnya zaman, tradisi ini pun bergeser. Apa yang dikirimkan tidak lagi sebatas pesan teks atau kartu ucapan semata, melainkan ungkapan-ungkapan berbahagia menyambut lebaran yang disematkan di dalam sebuah bingkisan aesthetic bersebut hampers.
Hampers notabene adalah hadiah yang lumrah diberikan di hari-hari besar dan tren ini telah lebih dulu berkembang di kalangan nasrani yang kental akan budaya bertukar kado.
Secara historis, istilah hampers sendiri telah muncul sejak era William the Conqueror---seorang Raja Inggris pertama yang merupakan bangsa Norman.
Hampers mulanya keranjang yang konsepnya dicetuskan di Perancis lalu berkembang menjadi keranjang berisi cemilan yang popular di Inggris pada era Victorian.
Namun seiring waktu, konsep keranjang yang identik ada pada hampers mulai dikembangkan dan dimodifikasi. Tak heran kini sering ditemui ada hampers dalam bentuk kotak, paper bag atau bungkusan-bungkusan unik lainnya yang dihias dengan pernak-pernik khas yang menunjukkan momen ketika hampers tersebut diberikan.
Pada saat menjelang lebaran seperti sekarang, bisnis hampers sedang naik-naiknya. Banyak orang yang memesan dan mulai mengirimkan bingkisan tersebut kepada saudara dan kenalan.
Ini terlihat dari temuan saya di beberapa hari menuju lebaran kemarin, nyaris seluruh isi snapgram atau story WA didominasi oleh foto dan video mengenai hampers yang diterima.
Orang-orang mulai memamerkan apa yang mereka peroleh dari kenalan. Mulai dari hampers berisi kue lebaran, snack, cokelat, peralatan makan, pakaian, jilbab, skincare hingga barang pecah belah yang diasumsikan akan bermanfaat di hari lebaran.