Lihat ke Halaman Asli

Putri meilani zulpa

Pengisi waktu

Bencana Alam pada Awal 2023 di Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi

Diperbarui: 15 Maret 2023   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sukabumi, 23 Februari 2023, Kecamatan Lengkong, merupakan sebuah kecamatan yang berada di tengah Kabupaten Sukabumi. Kecamatan Lengkong memiliki letak geografis yang diapit pegunungan dan beberada di perbukitan Jampang. Letak geografis yang berada di perbukitan tersebut menjadikan ketidakstabilan posisi tanah di Kecamatan Lengkong. Tanah di Kecamatan Lengkong memiliki dua kategori tanah, yaitu tanah tinggi dan tanah menengah. Kecamatan lengkong rawan terkena bencana alam seperti pergeseran tanah, tanah longsor dan angin kencang.

Tanah yang bergeser mengakibatkan adanya longsoran dari dataran tinggi karena tidak ada penyangga di bawahnya. Tanah yang memiliki potensi longsor yaitu berada di dataran tinggi kelurahan Tegallega Kecamatan Lengkong. Pada awal Februari telah terjadi longsoran tanah yang mengakibatkan dua rumah bergeser di Kampung Cikasap. Selain itu di Kampung Trans Cieurih dan Kampung Rancaseel, Desa Lengkong juga mengalami tanah longsor. Tanah Longsor mengakibatkan putusnya akses jalan dan menganggu aktivitas warga yang menghubungkan beberapa kelurahan Lengkong.

“Tanah longsor yang terjadi dapat di bersihkan dalam waktu 2-1 minggu dengan bantuan gotong royong. Pihak yang terlibat dalam pembersihan sisa longsoran yaitu BPBD, pihak desa, dan Kecamatan. Akibat pergeseran tanah yang mengakibatkan kondisi rumah rusak total kerugian mencapai 40 hingga 80 juta. Warga yang mengalami kerusakan material mendapatkan bantuan dari BPBD yang menyumbangkan kayu, genting dll. Sedangkan Dinas Sosial memberikan bantuan berupa sembako bagi korban longsoran tanah.” Andre Chandra Nurjaman (Petugas BPBD Kecamatan Lengkong)

Tanah longsor yang terjadi di Kampung Cikasap bukan hal yang pertama kali terjadi. Pada Tanggal 26 Desember 2022 juga telah terjadi longsor di Kampung Rancaseel. Longsoran di Kampung Rancaseel menutup akses jalan karena runtuhan menimbun badan jalan. Tanah longsor yang sering terjadi di Kecamatan Lengkong karena letaknya yang rawan akan pergeseran tanah. “Namun kebanyakan longsoran yang terjadi di Kecamatan lengkong hanyalah sebatas longsoran kecil. Longsoran kecil tersebut terjadi ketika hujan turun dengan curah yang tinggi dan waktu yang lama.” Joko Witono (Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum)

Pada tanggal 4 Januari 2023, di Kampung Ciseupan, Desa Tegallega diterpa angin kencang. Angin dengan intensitas yang sangat kencang mengakibatkan bencana bagi warga. Angin kencang tersebut mengakibatkan beberapa rumah roboh dan puing puing rumah terbawa angin. Potongan rumah yang tidak bisa menopang beban menjadi goyah dan ambruk karena intensitas angin kencang. Pihak Kecamatan, BPBD dan pihak berkaitan langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melihat kerusakan.

Ternyata bencana alam angin kencang di Kampung Ciseupan bukan kejadian yang pertama kali terjadi. Sebelumnya pada Tanggal 29 Desember 2022 telah terjadi angin kencang yang mengakibatkan sejumlah rumah roboh. Pihak dari BPBD Pak Andre Chandra Nurjaman (Petugas BPBD Kecamatan Lengkong) mengaku bahwa pada awal tahun 2023 Kecamatan Lengkong diterpa berbagai bencana alam. Sehingga pihak pemerintah dan BPBD serta pihak yang berkaitan lainnya selalu waspada.

Kecamatan Lengkong memang berada di dataran tinggi, namun kenyataannya tidak menutup kemungkinan jika terjadi banjir. Bencana alam banjir biasanya terjadi karena turunnya hujan dengan intensitas tinggi. Curah hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan tanah kelebihan muatan sehingga tidak dapat diserap dengan baik. Oleh, karena itu terjadilah banjir yang diakibatkan meluapnya air sungai yang menggenangi sekitaran sungai.

Pada Tanggal 14 Februari 2023, turun hujan dengan intensitas curah yang tinggi dan dalam waktu yang lama di Kecamatan Lengkong. Curah hujan yang tinggi tersebut mengakibatkan salah satu sungai di Daerah Neglasari meluap. Ternyata banjir tersebut menggenangi beberapa wilayah seperti Babakan Bantarsari Bojong Haur Hilir dan Tegal Datar. Sungai yang meluap tersebut menggenangi sekitaran sungai dan sawah milik warga.  Namun ternyata selain menggenangi sawah, aliran air juga mengalir ke rumah warga yang berada di sekitaran sungai.

Banjir yang menggenangi kawasan tersebut selama dua hari mengurangi aktivitas warga sehari-hari. Karena sulitnya akses keluar masuk kampung dan jembatan penghubung ikut terbawa banjir. Oleh karena itu Sebagian warga mengurangi aktivitasnya, walaupun tidak terlalu berdampak pada kehidupan sehari hari. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut namun adanya kerugian material. 

Kerugiannya yaitu sebagian petani yang sebelum masa panen, menjadi gagal panen karena padinya tergenangi air. Kebetulan pada saat itu petani sehabis panen, kebiasaan petani yaitu menjemur padinya di sawahnya. Ternyata karena banjir melanda kawasan tersebut padi yang seharusnya di giling menjadi busuk. Selain itu, Kerbau milik warga yang biasanya diikat di sawah ikut terbawa banjir. Jembatan atau rawayan penghubung antar kampung ikut ambruk terbawa aliran air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline