Lihat ke Halaman Asli

Putra Yoga Aditya

Universitas Airlangga

Potensi Perindustrian Mobil Listrik di Indonesia

Diperbarui: 2 Juni 2022   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Industri di bidang otomatif akan menjadi penting dalam dunia karena banyak perusahaan mobil yang terkenal di dunia membuka pabrik-pabrik manufaktur mobil atau meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia, upaya memproduksi mobil listrik di indonesia, yang didukung oleh sumber daya yang dimiliki tananh air kita yaitu sumber daya mineral mampu dalam  pengembangan ekosistem kendaraan listrik

Indonesia beroptimis bisa memproduksi mobil listrik dengan emisi karbon rendah dan ramah lingkungan yang memiliki daya saing global. Bahkan pemerintahpun makin serius dalam mendukung mengembangkan ekosistem industri listrik dengan peningkatan investasi untuk memperkuat manufaktur dalam negeri dan juga tujuan dari upaya ini adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pemerintahpun mencoba untuk membantu dari segi perekonomian nasional juga, dengan fokus untuk menjalankan kebijakan hilirisasi, hilirisasi yang merupakan proses mendekatkan hasil riset dan inovasi kepada penggunanya. Salah satu  dampak yang telah diberikan antara lain tambahnya penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja

Karena di indonesia sendiri memiliki sumber daya yang melimpah yang masih belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya kita punya nikel dan kobalt yang merupakan material/bahan penting dalam pembuatan baterai litium atau bisa juga bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik, serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel-kabel di mobil listrik. Maka dari itu Indonesia sendiri mempunyai banyak sumber mineral yang dapat dimanfaatkan.

Indonesiapun mencatat sejarahnya untuk pertama kali menciptakan mobil listrik  dalam negeri yaitu Hyundai, pabrik Hyundai akan langsung memasarkan dengan perkisaran 700 juta rupiah sampai 800 juta rupiah di tahun 2021 dengan menjual dua mobil yaitu inoniq dan kona 2. 

Kemenperin berpendapat bahwa tahun 2022 akan menjadi momen penting untung mengembangkan baterai litium untuk kendaraan listrik karena Indonesia sendiripun akan mulai pembangunan pabrik dalam mengolah nikel dan kobalt sebagai material pembuatan baterai litium, alasan pemerintah membuat pabrik pengolah nikel dan kobalt karena pemerintah menargetkan pada tahun 2024 nanti mobil listrik atau otomotif dengan sumber daya listrik sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di negara kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline