Lihat ke Halaman Asli

Jamur Pena

Mahasiswa

Nasi Goreng: Sejarah dan Filosofinya

Diperbarui: 10 Agustus 2024   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi nasi goreng/dok. pri

Siapa yang tidak kenal nasi goreng?

Sarapan khas yang dibuat oleh ibu kita setiap pagi ketika sebelum berangkat sekolah. Dengan bumbu sederhana, hanya dilengkapi penyedap rasa, bawang merah, kecap --opsional-- lalu digoreng dadakan.

Tapi terpikirkan tidak oleh kita, siapa yang pertama kali membuat menu sarapan sesimpel dan seenak itu?

Meskipun asal-usulnya belum jelas tapi dapat dipastikan dalam berbagai referensi bahwa nasi goreng pertama kali nasi goreng tercatat dalam sejatah pada era Dinasti Sui (589-618 M), di Kota Yangzhou, Provinsi Jiangsu Timur.

Ide ini muncul ketika masyarakat Tionghoa tidak suka dengan makanan yang sudah dingin, tujuannya untuk penyelamatan nasi yang tidak habis pada hari sebelumnya.

Pada masa itu belum ada teknologi bernama rice cooker. Tentunya nasi yang dingin kurang dinikmati untuk sarapan pagi dan dikhawatirkan terbuang karena basi.

Ketua Wakil Koordinator Dewan Pakar Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (ASPERTINA), Joseph "Aji" Chen, menyebutkan bahwa teknik memasak nasi goreng ke Asia Yenggara akibat dibawa oleh para perantau Tionghoa yang menetap di sana.

"Pada abad ke-10, nasi goreng telah diperkenalkan pedagang Tionghoa yang menyinggahi kawasan Kerajaan Sriwijaya. Mereka mulai menciptakan nasi goreng disesuaikan dengan bumbu dan cara menggoreng khas lokal."

Dalam referensi Sri Owen (1988) mengatakan bahwa padi telah didokumentasikan dalam buku-buku sejarah sebagai sumber makanan pokok sejak tahun 2500 SM yang dibawa oleh masyarakat Cina yang merantau ke Yunani dan wilayah Mediterania, India ke selatan Sri Lanka dengan tidak melupakan makanan pokoknya yaitu nasi, sehingga dapat diterima bahwa nasi goreng merupakan bagian dari seni dapur masyarakat Cina.

Hal ini memperkuat dugaan bahwa nasi goreng merupakan bagian dari seni dapur Cina yang datang ke Indonesia pada abad ke-13 dalam rangka berdagang rempah, sutra, atau memperbaiki kapal dengan kayu jati Jawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline