Pada masa orde baru Indonesia terkesan bahkan dicap sebagai rezim memiliki sistem otoriter karena Presiden saat itu dengan bebas mengatur pemerintahan sehingga melakukan sedikit penyimpangan ideologi yang dianut bangsa yaitu pancasila.
Faktanya pada masa orde baru adalah jika ada yang mengkritik pemerintahan pada masa itu dapat dipastikan si pengkritik akan menghilang seperti yang kita ketahui pada kasus hilangnya aktivis pada tahun1997-1998.
Setelah pengundurannya Presiden Soeharto pada masa perubahan dari orde baru menjadi era reformasi maka dilakukanlah amandemen sebanyak empat kali dengan menganut sistem "Demokrasi".
Perlu diketahui berdasarkan KBBI demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya yakni pemerintahan rakyat.
Tapi apakah demokrasi di Indonesia sudah berjalan?
Beberapa sudah diterapkan seperti adanya pemilu dan hadirnya para perwakilan rakyat di kursi pejabat. Namun, kenapa indonesia yang bisa dibilang demokrasi tapi anti kritik? Contohnya ketika ada public figure membuat joke mengkritik pemerintahan maka joke tersebut akan dibilang "Joke pinggir jurang". Sebegitu kejamnya pemerintah membungkan rakyatnya hingga terkesan masih anti kritik
Mengapa bisa demikian?
Karena Indonesia masih menganut konsep budaya kejawen yang disebut priyai atau darah biru --kaum bangsawan.
Bukan hanya dipemerintahan saja, konsep budaya priyayi juga masih dilestarikan baik di suatu perusahaan atau di lembaga sekolahan dengan sebutan "Senioritas".
Budaya inilah yang masih mengganggu sistem demokrasi di Indonesia sehingga Indonesia masih terkesan anti kritik. Lebih parahnya jika sampai mengancam karena tidak terima dengan suatu kritikan yang memang faktanya seperti itu.