Lihat ke Halaman Asli

Yuk Kita Dukung Ahok Nyagub Jalur Independen!

Diperbarui: 13 Maret 2016   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilgub DKI Jakarta masih satu tahun lagi. Sudah bisa dipastikan gubernur incumbent (Ahok) akan maju lagi pada bursa pilgub DKI 2017 nanti meskipun sampai saat ini belum ada pernyataan resmi apakah Ahok akan maju lewat jalur partai politik atau jalur independen. Namun demikian, dukungan kepada Ahok untuk maju lewat jalur independen semakin mengalir deras.

Ini terlihat dari jumlah KTP yang mampu dikumpulkan oleh basis pendukung Ahok jalur independen, yaitu Teman Ahok. Sampai dengan hari ini, Teman Ahok telah berhasil mengumpulkan lebih dari 700.000 kopi KTP warga Jakarta. Jumlah ini telah melampaui jumlah dukungan minimum yang disyaratkan oleh Undang Undang Pilkada yang baru, yaitu 525.000 KTP untuk Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian, Ahok sudah mengantongi tiket untuk bisa maju pada bursa Pilkada DKI 2017 lewat jalur independen. Sebuah pencapaian hebat yang patut untuk diapresiasi.

Saya mencermati mengapa dukungan kepada Ahok untuk maju lewat jalur independen begitu besar. Salah satu alasannya tentu tak lain dan tak bukan adalah karena kinerja positif Ahok dalam memimpin Kota Jakarta selama ini. Komitmennya untuk memberantas korupsi tidak perlu diragukan lagi. Semangatnya untuk membangun sistem pemerintahan daerah yang bersih, transparan, dan profesional tidak perlu dipertanyakan lagi. Leadership Ahok sangat kuat. Dia adalah seorang leader yang berkarakter. Dia tegas dan tidak kompromistis. Dia tidak mengumbar retorika atau jargon yang hanya terdengar indah dan menggoda di telinga. Dia mewujudkannya dalam aksi kerja nyata dan hasilnya sudah mulai dirasakan oleh warga Jakarta.

Perubahan Kota Jakarta ke arah yang lebih baik sudah mulai terlihat dan mulai dirasakan oleh masyarakat. Leadership Ahok sudah terbukti dan teruji. Lebih dari itu warga Jakarta yang nonpartisan melihat sosok Ahok adalah seorang gubernur nonpartisan sehingga bisa lebih leluasa memimpin Jakarta tanpa harus digandoli dan dikekang oleh kepentingan partai.

Masyarakat sudah sadar dan sudah melek politik bahwa kepala daerah yang berasal dari kader partai hanya akan dijadikan mesin ATM oleh partai pengusung. Apalagi jika yang terpilih adalah kader partai yang sangat fanatik dan loyal kepada partainya tentu akan mendahulukan kepentingan partai/kelompok/golongannya ketimbang berpihak pada rakyat. Maraknya kasus korupsi yang menimpa kepala daerah yang berasal dari kader partai politik pengusung adalah bukti ceto welo welo buruknya kinerja dan karakter kepala daerah yang berasal dari kader partai.

Masyarakat dan warga Jakarta yang rasional sudah bosan dan muak dengan pemimpin korup. Maka tidak heran jika dukungan untuk Ahok maju dari jalur perseorangan sangat besar. Warga Jakarta yang rasional menilai Ahok sangat kompeten and he's got what it takes to become a leader. He is the next Lee Kuan Yew of Indonesia. Ini tecermin dari hasil survei terbaru beberapa lembaga survei yang menempatkan popularitas dan elektabilitas Ahok masih yang paling tinggi dibanding nama-nama lain yang sudah santer beredar.

Meskipun tiket untuk maju pada bursa pilgub DKI 2017 lewat jalur independen sudah di tangan, apakah Ahok lalu harus menolak dukungan atau pinangan dari partai politk? Tentu tidak. Asalkan dukungan yang diberikan oleh partai politik adalah pure tanpa syarat, yang artinya, partai politik pendukung tidak kasak-kusuk dengan Ahok di balik layar menuntut deal-deal politik tertentu, maka Ahok boleh saja menerimanya. Jika ada partai politik yang mendukung dan meng-endorse Ahok tanpa syarat itu justru lebih bagus. Artinya, dukungan kepada Ahok akan semakin besar dan chance untuk kembali memimpin DKI Jakarta juga akan semakin besar.

Sejauh ini baru partai Nasdem yang sudah secara terbuka memberikan dukungan kepada Ahok untuk maju pada pilkada DKI 2017. Pendiri Nasdem Surya Paloh bahkan menyatakan langsung akan tetap mendukung Ahok sekalipun Ahok maju lewat jalur independen dengan embel-embel tanpa syarat. Rupanya Nasdem ingin menunjukkan kepada publik bahwa sebagai partai pengusung jargon Restorasi Indonesia Nasdem tetap konsisten dan komit pada platform partai. Meskipun baru sebatas statement, dukungan Nasdem patut untuk diapresiasi.

Semoga Nasdem tidak ingkar janji setelah Ahok terpilih kembali menjadi gubernur DKI periode 2017-2022. Saya melihat ini adalah smart move dari partai Nasdem dan bisa menjadi investasi politik jangka panjang bagi Nasdem untuk meraup suara pada pileg maupun pilpres 2019 nanti. Masyarakat akan menilai oh ternyata Nasdem mendukung sosok gubernur yang bersih dan tegas pilihan rakyat.

Apalagi jika pada periode berikutnya Ahok sukses memimpin Jakarta dan berhasil menyulap Jakarta menjadi kota yang bersih, bebas macet dan banjir seperti Singapura tentu masyarakat akan lebih bersimpati pada partai Nasdem dan tentunya dapat mendongkrak perolehan suara partai Nasdem pada pemilu yang akan datang.

Akankah parpol haluan nasionalis yang lain mengikuti langkah partai Nasdem mendukung Ahok maju pada bursa pilgub 2017? Entahlah. Mungkin mereka sedang menyusun strategi masing-masing. Saya amati Ahok dekat juga dengan pentolan partai Hanura dan PDIP. Ketua PKB wilayah Jakarta sudah mengusung wacana akan mencalonkan Ahmad Dhani. Pilihan PKB ini agak nyeleneh menurut saya. PAN dikabarkan akan mengusung artis Desi Ratnasari. Tidak terkejut atas pilihan ini karena memang PAN identik dengan partai yang miskin kader berbobot dan sering memanfaatkan popularitas artis untuk menjadi vote getters ketimbang melihat bobot dan kompetensi calon. Anang Hermansyah, Primus dan Eko Patrio apa prestasinya di DPR?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline