Lihat ke Halaman Asli

"The Amazing Spider-Man," Tidak Se-Nendang Versi Sebelumnya

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13414767751982829938

[caption id="attachment_198982" align="alignnone" width="574" caption="The Amazing Spiderman"][/caption] Ketika pertama kali film ini di umumkan oleh Hollywood tahun lalu untuk di rilis pada pertengahan 2012, banyak pihak yang berpendapat bahwa film ini adalah lanjutan dari trilogi Spider-Man sebelumnya. Meskipun tidak lagi di bintangi oleh Tobey Meguire, banyak yang berfikir bahwa film ini akan menjadi lanjutan ber-urutan dari tiga film sebelumnya yang telah sukses. Tapi siapa sangka, film The Amazing Spider-Man yang dirilis tepat tanggal 1 bulan Juli di Indonesia ini merupakan film reboot yang berbeda dengan sebelumnya. Anda akan dibawa kepada settingan cerita yang benar-benar berbeda sebelumnya. Buang jauh-jauh ingatan anda dengan trilogi Spider-Man sebelumnya, karena film ini akan me-reboot kenangan anda dari tiga seri Spider-Man sebelumnya. Banyak yang terkejut, -tidak hanya saya- tetapi juga pecinta seri Spider-Man sebelumnya saat menonton film ini beberapa hari yang lalu. Ketika saya menonton film ini kemarin dalam versi 3D-nya, saya berpendapat film ini adalah lanjutan dari aksi Peter Parker sebagai seorang Spider-Man yang telah tiga kali menyelamatkan kota New York dari musuh-musuhnya. Dan juga menanti lanjutan dari kisah cintanya dengan Mary-Jane Watson (yang dulu diperankan oleh Kristen Dunst) yang telah menikah tidak saya temukan di film ini. Jika seri Spider-Man sebelumnya di sutradarai oleh Sam Raimi, kali ini sutradara baru Marc Webb memasukan berbagai macam perbedaan dalam film ini. Meskipun film ini bermula menceritakan asal mula Peter Parker menjadi Spider-Man, tapi cukup banyak perbedaan mendasar seperti meninggalnya paman Ben yang jika di versi sebelumnya paman Ben meninggal karena pencurian mobil, di film ini di ceritakan lebih awal paman Ben meninggal oleh perampok swalayan saat berjalan di tepi jalan kota untuk mencari Peter. Lalu di film ini juga diceritakan bagaimana orangtua Peter Parker menghilang setelah ia menemukan sebuah koper rahasia milik sang ayah. Yang paling mencengangkan adalah jaring laba-laba yang jika di trilogi sebelumnya keluar dari kelenjar tangan Peter Parker, namun di film ini Webb mengenalkan elemen baru, yaitu memakai web shooter yang di ciptakan oleh Peter Parker sendiri. Untuk musuhnya sendiri adalah Dr. Connors/The Lizard (diperankan oleh Rhys Ifans), yang sebelumnya telah tampil tiga kali di tiga film sebelumnya dimana diceritakan ia adalah seorang profesor fisika dan supervisor laboratorium di Columbia University yang perhatian kepada Peter. Tidak terlihat memang ia akan menjadi The Lizard sampai kita menonton film ini. Banyak sekali orang-orang baru di film ini dengan karakter yang sedikit berbeda dari trilogi sebelumnya. Seperti kita melihat Paman Ben (diperankan oleh Martin Sheen) yang digambarkan sebagai figur ayah yang kental. Lalu ada Captain George Stacy (diperankan oleh Denis Leary) sebagai ayah dari Gwen Stacy yang sangat tidak menyukai Spider-Man. Juga ada Bibi May (diperankan oleh Sally Field) yang di film ini terlihat lebih muda dibanding trilogi sebelumnya. Dan tak ketinggalan di tampilkan musuh Peter di sekolah yaitu Flash, dan juga diceritakan kisah Orang tua dari Peter, Richard dan Marry Parker. Untuk pemeran utama sendiri saya melihat Peter Parker (diperankan oleh Andrew Garfield) dan Gwen Stacy (diperankan oleh Emma Stone) memiliki chemistry yang cukup mumpuni dan total dalam memainkan karakter mereka masing-masing. Namun jangan harap anda akan melihat Peter Parker yang terlihat sangat cupu disini. Bagaimana tidak, Andrew Garfield sebagai seorang pelajar yang sangat cerdas tidak terlalu terlihat sebagai anak yang kutu buku. Ia lebih cocok sebagai model karena ketampanan yang ia miliki dan postur idealnya yang tinggi terlihat lebih cocok sebagai pebasket daripada pelajar yang cerdas di Universitas. Lalu untuk Emma sendiri, terlihat lebih muda namun cukup dewasa ketika membawakan peran sebagai Gwen. Terlebih ketika terjadi konflik saat makan bersama Peter dan keluarga Gwen di apartmen Gwen. Pembawaanya cukup mengesankan. Gwen menjadi pemeran utama wanita di film ini, tidak ada lagi Mary Jane Watson sempat membuat saya menduga-duga bagaimana kisah cinta ini selanjutnya. Namun, over all film ini menyuguhkan cerita yang benar-benar berbeda dan menarik untuk di tonton. Settingan yang berbeda, dan jalan cerita serta karakter tokoh yang berbeda membuat pikiran kita me-reboot kembali kisah Spider-Man dari sebelumnya yang telah sukses di dunia. Meskipun film ini berbeda dari trilogi sebelumnya, mungkin produser terinspirasi dari suksesnya reboot Batman yang di lakukan oleh Cristopher Nolan. Meskipun saya sedikit kecewa dengan pengulangan awal cerita film ini, namun film ini sangat cocok untuk mengobati kerinduan kita melihat sosok super hero lain -yang memang lagi booming saat ini- setelah Avangers yang lebih dulu tampil beberapa bulan dulu dari serial super hero Marvel. Apalagi jika ditonton dalam serial 3D , Its AWEsome Guys :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline