Kang.. kalau saya tidak percaya sama yesus sebagai tuhan, apakah saya disebut menistakan agama Kristen? Kalau saya tidak percaya dengan satu ayat dari injil, atau keseluruhan isinya, apakah saya dianggap mendustakan kitab suci umat kristiani? Dan kalau saya menyatakan bahwa salah satu ayat injil atau keseluruhan isinya sebagai sebuah kebohongan, apakah saya disebut menistakan agama Kristen?
Sampean kebanyakan baca berita gus... hehehe...
Urus aja keperluan sampean, koreksi aja diri sampean sendiri. Berbuatlah untuk orang-orang disekitar sampean. Tuhan tidak menuntuk sesuatu untuk sampean lakukan diluar kemampuan sampean sendiri.
Kalau sampean tidak percaya sama agama Kristen dan kitab sucinya, itu wajar, karena sampean muslim. Begitu juga wajar jika orang Kristen tidak percaya dengan al-quran. Karena tidak mungkin seseorang meyakini dua kebenaran sekaligus. Setiap pemeluk agama meyakini agamanya masing-masing sebagai benar, sangat wajar sekali jika kemudian mereka menganggap semua yang ada di luar agama mereka sebagai salah. Ada dua cara untuk mengkonfirmasi suatu kebenaran gus, pertama, memastikan bahwa kita benar, kedua memastikan bahwa yang lain adalah salah. Lailaha adalah lafadz menyatakan bahwa yang lain adalah salah, illallah adalah pernyataan bahwa kita adalah benar. Jadi pencarian yng continue terus dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa yang lain adalah salah, sehingga yang kita yakini sudah pasti benar.
Keyakinan sampean tentang kesalahan orang lain mestinya sampean simpan sendiri. Jangan diumbar apalagi dipublikasikan atau dipidatokan di depan khalayak. Sebab selain menyakiti orang yang berseberangan, sampean juga mengusik kerukunan antar pemeluk agama, sehingga gejolak dan perpecahan tidak dapat lagi terhindarkan.
Buka pikiran. Hidup adalah untuk mencari kebenaran. Bukan mengkonfirmasi kebenaran yang kita yakini. Kebenaran bisa datang dari berbagai macam hal. orang-orang dengan derajat spiritualitas tinggi boleh menyatakan bahwa kebenaran sudah mereka raih, hal itu berbeda dengan kita yang masih cethek ini. Kebenaran suatu agama itu mutlak, yang relative adalah pengetahuan dan keyakinan kita tentangnya. Setiap orang memiliki keyakinan yang berbeda-beda terhadap agamanya, tergantung dari penghayatan, keyakinan dan cinta masing-masing individu. Teruslah kayuh sampan itu, tak perlu risau dengan ombak dan badai, jika sampan yang sampean tumpangi kuat, ia tak akan goyah meski badai datang menghadang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H