Lihat ke Halaman Asli

Nopa Ariansyah

Manusia Fakir Ilmu

Berjuang Hingga Akhir

Diperbarui: 13 Agustus 2015   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya adalah seorang pemuda penikmat sepakbola yang lahir pada generasi 90-an paling awal. Adalah hal yang lumrah apabila saya menghabiskan cukup banyak waktu untuk menonton pertandingan sepakbola, terkhusus menonton pertandingan klub favorit saya Real Madrid. Sepakbola merupakan salah satu hiburan untuk melepaskan penat dalam aktivitas sehari-hari. Menikmatinya di layar kaca atau sesekali datang menonton di stadion klub lokal Indonesia menjadi sebuah rutinitas. Bahkan seringkali saya juga menikmati kompetisi tarkam. Khusus yang terakhir ini kadang saya menikmati pertandingan sepakbola bukan hanya sebagai penonton melainkan juga sebagai pemain. Ya, pemain. Pemain spesialis injury time, yang waktu bermainnya hanya pada saat-saat akhir pertandingan.

            Bagi saya menonton pertandingan sepakbola bukan hanya sekedar menonton untuk melihat terjadinya gol. Keseluruhan proses pertandingan yang terjadi dilapangan merupakan hal yang juga harus diperhatikan. Adakalanya banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan dalam menyaksikan pertandingan sepakbola. Percaya atau tidak saya banyak belajar dari sebuah pertandingan sepakbola mengenai bagaimana menjalani kehidupan ini. Kehidupan yang berdasarkan definisimu, menjalani kehidupan dalam versi terbaik menurut pandanganmu. Salah satu contoh kecil misalnya bagaimana saya selalu berusaha hingga batas akhir waktu dalam memperjuangkan sesuatu hal dalam hidup saya. Yang mana hal tersebut terinspirasi dari sepakbola.

Mari kita ingat pertandingan final UEFA Champions League musim 1998/1999 antara MU vs Bayern Munchen. Pertandingan yang disebut sebagai salah satu comeback terbaik yang pernah ada. Saat sudah 90 menit pertandingan berlangsung Munchen masih unggul 1-0 atas MU. Para pemain dan official Munchen pun yang berada di bench pemain sudah bersiap untuk melakukan selebrasi juara sebab waktu yang tersisa cuma injury time selama tiga menit. Namun apa hendak dikata. Kerja keras para pemain MU akhirnya berbuah hasil ketika pada menit ke-91 dan ke-93 Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solkjaer membobol gawang Oliver Khan. Skor 2-1 untuk MU, MU pun juara.

            Lalu kemudian yang paling gress final UEFA Champions League musim 2013/2014 antara tim kebanggaan saya Real Madrid vs Atletico Madrid, yang merupakan rival sekota. Atletico yang unggul lebih dulu pada menit ke-36 melalui Diego Godin mampu mempertahankan keunggulan hingga menit ke-92 masa injury time. Setelah berjuang terus tanpa henti akhirnya sundulan Sergio Ramos menjelang akhir masa injury time pada menit ke-94 mampu menyamakan kedudukan. Saya pun bersuka cita dan bersorak riang gembira menyaksikan kejadian tersebut. Perasaan bangga dan semangat yang luar biasa kembali menggelora untuk mendukung Real Madrid pada masa perpanjangan waktu 2x15 menit.

            Tahukah Anda pada saat itu, setelah terjadinya gol Ramos, saya tidak akan berharap lebih lagi mengenai hasil pertandingan. Mereka telah menunjukan semangat juang hingga akhir dan itu sudah mejadi sebuah hal yang luar biasa bagi saya. Perkiraan saya pertandingan akan berakhir pada babak adu pinalti, yang mana ini cuma soal keberuntungan dan kesialan diantara kedua tim. Kalah dan menang pun tak jadi soal lagi bagi saya, yang penting perjuangan mereka di lapangan sudah membuat saya puas dan bangga patut diapresiasi. Tak disangka dan tak diduga pada perpanjangan waktu 15 menit yang kedua Real Madrid berhasil melesakan tiga gol melalui Greth Bale, Marcelo, dan Ronaldo yang membuat Real Madrid berhak memenangkan pertandingan dan meraih La Decima yang telah lama mereka impikan. Skor 4-1 untuk Real Madrid. Sebuah perjuangan luar biasa yang langsung saya saksikan dengan mata dan kepala saya sendiri.

            Dari contoh dua pertandingan tersebut saya benar-benar terinspirasi untuk selalu berusaha meskipun dengan peluang sekecil apapun dalam mengejar tujuan saya. Saya belajar bahwa memang hasil tidak akan mengingkari sebuah proses. Proses perjuangan hingga akhir merupakan suatu hal yang mutlak harus saya lakukan sebagai bagian dari proses perjalan hidup. Saya tidak akan tahu hasil dari sebuah perjuangan sebelum saya sampai pada ujung perjalanan. Jika saya menyerah sebelum ujung perjalanan pasti hasilnya tidak akan sampai. Namun seandainya saya terus berusaha hingga akhir tentunya masih ada harapan untuk sampai.

            Memang kadang-kadang usaha yang saya lakukan sampai akhir belum sampai pada ujung sebuah perjalan. Hal demikian tidak membuat saya patah arang. Hal ini dikarenakan saya menetapkan sebuah tujuan bukan sebagai akhir sebuah perjalan. Namun tujuan merupakan sebuah proses yang harus dilalui sebagai bagian dari pengembangan diri ke depan. Ada banyak tujuan-tujuan dalam hidup, namun ketika tujuan saya belum sampai atau bahkan tidak sampai mungkin itu memang sudah jalan dari Tuhan. Ya, saya yang berencana Tuhan yang menetukan. Tuhan yang menetapkan dan yang paling tahu jalan tujuan mana yang terbaik untuk saya. Bagi saya cara ampuh yang bisa digunakan untuk memastikan mana jalan tujuan dari hidup saya yang telah ditetapkan oleh Tuhan adalah dengan berusaha berjuang hingga akhir untuk meraih apa yang saya tuju.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline