Kendari, 28 Oktober 2023 - Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, mengadakan Pelatihan Manajemen Pondok Pesantren bagi Mahasiswa Prodi IAT dan Alumni yang berprofesi sebagai pengelola pesantren atau berkecimpung dalam Dunia Pendidikan. Acara yang berlangsung pada tanggal 28 Oktober 2023 ini, membuka ruang diskusi tentang prosedur izin operasional pondok pesantren dan strategi pengelolaannya.
Pembukaan acara ini ditandai dengan sambutan hangat dari Muh. Saleh, M.Pd, selaku DEKAN FUAD IAIN Kendari beliau mengungkapkan bahwa dengan manajerial yang baik, pondok pesantren dapat menjadimenjalankan fungsinya sebagai intitusi pendidikan agama sebagaimana idealnya. Untuk itu bekal pengetahuan manajerial inii dibutuhkan oleh para mahasiswa . Pelatihan ini dipimpin oleh Masyhuri Rifa'i, M.Ag, Menurut Masyhuri Rifa’I, M.Ag sebagaia ketua panitia kegiatan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang mendalam pada para mahasiswa prodi IAT dan juga alumni dalam manajemen pengelolaan pesantren. Kata beliau “Tidak menutup kemungkinan, dari mahasiswa akan aada yang menjadi Pengelola bahkan Pimpinan Pondok Pesantren, sehingga mahasiswa mesti dibekali dengan kemampuan manajerial dan pengetahuan terkait pendidiran pondok pesantren itu sendiri. dengan penuh semangat membimbing para peserta untuk memahami tata cara mendapatkan izin operasional pondok pesantren dari Kementerian Agama RI.
Dalam sesi pertama, Drs. H. Muh Bisri, M.Pd, seorang ahli dalam bidangnya dan Kepala Bidang Pondok Pesantren Kanwil Sulawesi Tenggara, memberikan pencerahan tentang prosedur izin operasional pondok pesantren menurut standar Kementerian Agama RI. Menjelaskan bahwa terdapat sangat banyak pondok pesantren yang bertebaran namun secara izin operasional belum memenuhi sehingga dikategorikan sebaga pondok pesantren yang secara izin dalag ilegal. Para peserta dibekali dengan pengetahuan mendalam tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin operasional yang sah.
Sesi kedua pelatihan ini dimeriahkan oleh Dr. Abdul Gaffar, seorang praktisi berpengalaman yang membina Pondok Pesantren Ar-Risalah Batetangga Polewali Mandar, M.Th.I. Dalam presentasinya, Dr. Gaffar menguraikan strategi pengelolaan yang efektif untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan pondok pesantren. Para peserta diajak untuk memahami aspek-aspek kunci, mulai dari manajemen keuangan hingga pengembangan kurikulum pendidikan.
Materi terakhir disampaikan oleh H. Muh Nur Alfik, SQ., S.Sos.I, seorang pemimpin yang dinamis dari Pondok Pesantren Baitul Qur'an Al-Askar Kendari. Alfik membahas inovasi dalam pengelolaan pondok pesantren, dengan penekanan pada pemanfaatan teknologi dan strategi pembelajaran modern. Para peserta diberikan pandangan baru tentang bagaimana memadukan tradisi dengan teknologi untuk memperkaya pengalaman pendidikan di pondok pesantren.
Dalam kegiatan ini pula dihadiri oleh Syaikh Asal Al-Makki Al-Banjari yang mengawali kegiatan dengan lantunan merdu ayat suci al-Qur’an, Beliau juga turut membagikan cerita tentang pengalaman menariknya yang sangat inspiratif dalam perjalanannya menuntut ilmu di Mekah sehingga dapat mengkhatamkan al-Qur'annya di usianya yang masih 15 tahun kala itu, katanya di Mekah itu mengkhatamkan al-Qur'an itu sudah harus memenuhi segala ilmu yang diperlukan dalam menghafalkan dan membacanya. Tentunya dalam perjalanannya ia mengatakan bahwa peran sosok ibunya sangatlah besar beserta para guru-gurunya di Masjid. Kini ia telah menjadi seorang imam di beberapa masjid yang ada di kota Mekah.
Acara yang diikuti oleh lebih dari 55 peserta ini tidak hanya menjadi wadah bagi para mahasiswa dan alumni beserta pengelola pondok pesantren untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan, tetapi juga memberikan landasan yang kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren-pesantren di Sulawesi Tenggara. Salah seorang peserta pelatihan yaitu Putri Anisa memberikan pendapatnya tentang kegiatan tersebut, menurutnya “Dari kegiatan pelatihan manajemen pondok pesantren kemarin saya mendapatkan ilmu bermanfaat yang begitu banyak, dan tentunya tidak saya dapati diluar forum ini. Dari kegiatan tersebut kita menjadi tahu bahwa untuk membangun pondok pesantren tentunya harus ada izin operasional terlebih dahulu. Adapun yang menjadi indikator terbentuknya pondok pesantren yaitu ada 5 rukun 1.Kyai, 2.Santri, 3. Kitab Kuning, 4. Asrama 5. Masjid.
Kemudian yang menjadi bekal utama diri kita untuk membangun pondok pesantren yakni "Niat yang kuat karena Allah SWT, dan yakinlah Allah selalu bersama kita"_ustadz Alfik hafidzahullah
Nah kabar gembiranya bahwasanya ketika kita sudah mendaftarkan pondok pesantren untuk izin operasional nya, ada anggaran yang dibantu oleh kementerian Agama. Dalam bantuan ini tentunya para pendiri juga tetap diminta untuk mandiri ke langkah selanjutnya tanpa menjadikan patokan anggaran sebagai objek awal pembangunan pondok tersebut. Adapun pesan yang saya dapatkan bahwasanya "Jika kamu menolong (agama) Allah, Allah akan menolongmu" (Qs. Muhammad;7).” Dia juga mengutip nasehat dari Ustad Alfik selaku pemateri yaitu Hiduplah bersama Al-Quran niscaya kamu akan mendapatkan pertolongan yang mustahil bagi pikiran orang-orang.
Dengan semangat baru dan pengetahuan yang diperoleh, diharapkan pondok pesantren di wilayah ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif yang lebih besar pada pendidikan dan masyarakat lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H