Gatal juga untuk nulis di Kompasiana, setelah sekian lama vakum dan hanya jadi penonton. Terlalu banyak tulisan yang bersliweran tak jelas. Ada pendukung klub X yang dengan bangga dan sok taunya menulis tentang klub Y yang dianggap musuh bebuyutan atau pendukunganya yang menjadi musuh bebuyutan. Atau pendukung setia liga A yang menulis tentang keburukan liga B yang timnya sendiri tidak bermain didalamnya. Darimana dia dapat informasi itu. Heran memang dengan kanal bola saat ini. Semua menjadi hiruk pikuk tak jelas karenanya. Jarang ada yang menulis kejelekan timnya sendiri tanpa merendahkan tim lain, atau menjelekkan atau memberi masukan buat liga tempat timnya bermain. Padahal alangkah baiknya kita dukung tim sendiri dengan masukan yang berguna bagi tim sendiri atau yang bermanfaat untuk liga dimana tim kita bermain, tak usah mengacak-acak dapur orang lain. Kali ini saya akan menulis tentang salah satu tim kesayangan saya PERSIB Bandung dan tim yang selalu saya sempatkan untuk menonton pertandingannya baik di Siliwangi, Jalak Harupat maupun hanya jadi suporter layar kaca. Tim yang bergelar "Pangeran Biru" ini di LSI 2012/2013 ini sementara berada di posisi 5. Posisi yang saya kira kurang tepat untuk MAUNG BANDUNG yang kekuatan finansial dan kebesaran nama pemain yang membelanya. Ya, harusnya dengan materi yang ada plus dengan gelontoran dana yang seperti tak terbatas dan tentunya dengan manajer yang "multi talanted" harusnya PERSIB berada di posisi terdepan klasemen ISL. Cuman seperti sebelum-sebelumnya tim ini memiliki mental yang sangat berbeda ketika bermain di luar kandang. Berbeda dengan saat bermain kandang, seakan tim asuhan kang Jajang Nurjaman ini dirasuki nyawa tambahan untuk memukul kalah lawan-lawannya. Ini adalah pekerjaan rumah menahun yang sampai sekarang tak bisa ditemukan jawabannya oleh staff pelatih dan manajemen. Berbicara PERSIB musim ini orang-orang akan langsung tertuju pada "gerbong Sriwijaya FC" yang ada di PERSIB. Ya trio yang membawa timnya juara ISL tahun lalu yaitu Supardi, M. Ridwan dan Firman Utina. Pemain yang sangat diharapkan menularkan mental juara kepada pemain lain sejauh ini belum mampu menunjukkan hal ini. Secara permainan belum terlalu menyatu dengan squad lainnya, terutama Firman yang digadang-gadang sebagai playmaker terbaik negeri ini belum menunjukkan dia pantas dibayar mahal. Belum terlihat umpan-umpan berbahaya atau passing-passing berkelas darinya atau melihat dia mengendalikan tim lawan dari tengah. Yang ada PERSIB terlihat sangat berat ke sayap, terutama sayap kanan yang ditempati dua pemain yang memang sudah sangat mengenal satu sama lain M. Ridwan dan Supardi. Semantara dikiri Atep dan Tony Sucipto yang sudah 3 musim bermain bersama masih belum menunjukkan kerjasama yang mematikan. Hal ini jelas karena "The Golden Boy" Atep yang selalu memaksa untuk mendribel bola melewati lawan ataupun mengeksekusi sendiri peluangnya tanpa membagi dengan rekannya. Sedangkan di jantung permainan tanpa mengecilkan arti pemain lain, hanya "Rmbo" Hariono yang bermain bagus. Mbida Messi, Asri Akbar maupun Firman belum menunjukkan tajinya. Dua nama awal kita maklumi karena minimnya jam bermain yang dimiliki. Padahal sebenarnya pada mereka bertiga beban menggantikan playmaker hebat yang jago bola mati "Abah" Miljan Radovic digantungkan. DIharapkan passing, umpan terukur dan through pass ketiganya yang bisa memanjakan striker. Sedangkan dilini depan sebenarnya sudah cukup mumpuni. Sangat disayangkan Kang Janur lebih mempercayai Herman Dzumaffo dibanding "Tulang rusuk Aldo Baretto (Gresik United) yang hilang" Kenji Adechihara. Padahal kecepatan dan insting gol Kenji lebih bagus dari Dzumaffo yang jago dalam duel udara. Selain bisa mengacaukan konsentrasi bek lawan, Kenji bisa mencetak gol dalam berbagai kesempatan dia dimainkan. Sedangkan rekan duetnya di depan, Sergio Van Dijk sudah tak bisa lagi di jelaskan dengan kata-kata. 10 gol dan 8 assist dalam 10 pertandingan sudah bisa menunjukkan siapa sebenarnya pemain yang satu ini. Bahkan sepertinya Sergio ingin mengajarkan kepada pemain PERSIB lain bagaimana passing yang akurat, crossing yang tepat dan tentunya naluri mematikan untuk menjebol gawang lawan. Gol dari tendangan diluar kotak penalti, didalam kotak penalti dan gol sundulan sudah dilakukannya untuk MAUNG BANDUNG. Bahkan dalam hal keefektifan bermain Sergio yang rajin turun menjemput bola juga sangat bagus. Jarang pemain ini memaksa melewati pemain lawan, dia akan segera membagi ke temannya yang kosong tanpa mau berlama-lama mengutak atik si kulit bundar. Lengkap memang pemain ini, yang kurang cuman dukungan dari pemain tengah yang memanjakannya dengan umpan akurat. Beralih ke lini belakang, terutama di Bek Tengah ini masih jadi PR besar PERSIB sejak bertahun-tahun lalu. Sejak jaman "BIMA" Robby Darwis berakhir belum ada bek tengah yang benar-banar mampu memberikan ketenangan bagi pemain lain. Tahun ini mungkin bisa jadi tahun pembuktian terkahir bagi Abanda dan Maman Abdulrachman. Terlalu banyak PERSIB menderita gol yang tak perlu, semakin menguatkan bahwa selain gelandang menyerang, bek tengah adalah posisi yang wajib dibenanhi di putaran kedua kalau ingin PERSIB melenggang jadi juara ISL tahun ini. Sabtu ini Si Jalak Harupat akan kedatangan lawan tangguh yaitu Arema Pelita Jaya Cronous Jakarta Cilegon Solo Purwakarta Karawang Malang. Tim yang "Anker" ini dipenuhi talenta yang bisa dikatakan sensaional seperti namanya yang panjang. :D. Saatnya MAUNG BANDUNG membuktikan siapa diri mereka kepada lawannya yang digadang-gadang sebagai tim terbaik Indonesia saat ini. Tak usah takut dan hormat berlebihan pada tim ini. Tim dengan pemain gaji besar seperti ini tetap bisa dikalahkan. Salah satunya adalah memperkokoh Lini tengah dan pertahanan dan jangan hanya berharap pada kehebatan Sergio seorang. Penulis berharap PERSIB menurunkan kembali Aang menemani Abanda-Toncip-Supardi untuk menahan Greg, El Loco, Beto dan Gumbs. Belum lagi rissing star Sunarto yang sering memberi kejutan. Hariono ditemani siapapun (berharap Asri Akbar) akan tetap menunjukkan jiwa petarung yang berjuang bak MAUNG untuk meredam lini tengah yang kemungkinan diisi Egi Malgiansyah dan "Pemuda Jatinangor" Deni Kusnandar. Biarkan Atep dan Ridwan mengacak-ngacak lini belakang tim lawan. Dengan Sergio dan Kenji didepan dijamin duet Igboneffo dan Thierry tak akan bisa santai dalam laga panas ini. Khusus Atep diharapkan lebih banyak bermain tim kali ini. Satu pemain yang ditunggu-tunggu BOBOTOH, Mustaffa Habibie "EL Loco" harus diberikan sambutan yang baik kali ini. Pemain ini pernah jadi pemain kesayangan BOBOTOH juga manjer tim. Ehhh :D. Selamat datang kembali Kang Loco. Kami menghargai anda, dan sangat menghargai semua yang pernah anda berikan untuk MAUNG BANDUNG. Tapi kali ini PERSIB harus menang, dan tim anda akan kalah. Hapunten, tong ngagolkeun nyah. :D Terakhir jangan lewatkan pertandingan Sabtu ini. Bagi BOBOTOH yang bisa ke Si Jalak Harupat, mari merapat. Kita berikan dukungan untuk MAUNG BANDUNG. Yang tidak, mohon doanya semoga PERSIB bisa menang dan jadi juara tahun ini. Salam #RINDUJUARA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H