Dalam hitungan jam, Doni akan menyandang status baru, menjadi seorang suami, suami dari wanita yang sudah lama la kagumi.
Pelaminan bertabur bunga sudah siap disinggahi oleh kedua mempelai. Aneka macam hidangan sudah tertata rapi di meja buffet. Wajah cantik dan tampan para bridesmaids serta groomsmen pun semakin melengkapi dekorasi super mewah yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Juga tiket honeymoon ke sebuah kota yang terletak di timur laut Italia, sudah siap dalam genggaman.
Doni memandang wajah cantik yang kini tepat berada di sampingnya. Terpesona lebih tepatnya. Sementara Dara - sosok wanita yang juga berparas cantik - hadir sebagai masa lalu Doni. Ya, Dara memang pernah jadi bagian hidup Doni, sebelum wanita yang berada di samping Doni itu tega merenggut kebahagiaan keduanya.
Aku harus ikhlas, aku harus ikhlas, aku pasti kuat, batin Dara yang tengah mencoba menenangkan hatinya dari badai yang tak kunjung pergi.
*
Sah! Teriakan penghulu membuyarkan lamunan Dara. Seluruh tamu undangan bersuka cita atas pernikahan kedua mempelai. Di mana cinta? Setelah hatiku dibiarkan hancur berkeping-keping? Ucap Dara.
Wajah Doni tampak sumringah. Dengan sangat hati-hati ia memasangkan cincin di jari manis ibuku, mantan mertuanya sendiri. Dara tersenyum kecut. Sebuah peluru meluncur ke dada Doni. Maafkan aku sayang, aku masih mencintaimu.
***
Putri Apriani, Maret 2020
Diikutsertakan dalam Event Fiksi Cinta Bersemi di Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H