Lihat ke Halaman Asli

Putri Apriani

Fiksianer yang Hobi Makan

Sepotong Ayam untuk Sebuah Senyuman

Diperbarui: 18 Juni 2016   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dia pulang. Tepat pukul tujuh malam, ketika aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku sehari-hari. Mulai dari bersih-bersih rumah, mencuci, menyetrika, juga memasak. Kebetulan hari ini aku libur bekerja, syukurlah aku jadi bisa lebih fokus mengerjakan pekerjaan rumah.

Dia pulang dan membiarkan aku menghampirinya sia-sia. Dia seakan tak pernah menganggapku ada. Sesampainya di rumah, dia tak pernah mengucap salam terlebih dahulu, mencium keningku terlebih dahulu, atau bahkan mengucapkan kata-kata manis yang kiranya bisa membesarkan hatiku. Semua itu tak pernah dia lakukan. Dia, suamiku.

“Naura, masak apa hari ini?”

“Cuma ada tumis kangkung sama tempe goreng, Mas,” ucapku lemah.

Braaakkkkk!! Suara bantingan pintu kamar terdengar keras. Tanda bahwa dia tak menyukai menu yang aku sajikan.

“Uangku udah nggak cukup buat beli ayam, Mas,” teriakku berharap dia mau keluar kamar dan memakan apa yang sudah aku masak. Nyatanya? Hening, tak ada jawaban.

Kicauan-kicauan dalam diri mulai mengusik. Naura, apa kamu nggak capek begini terus? Sampai kapan?

“Bu, SPP bulan lalu juga belum dibayar. Minggu depan kan udah ujian, kalo belum dibayar juga, Aris nggak boleh ikut ujian,” tiba-tiba saja suara anakku memecah lamunanku.

“Sabar ya sayang, tiga hari lagi Ibu gajian kok.”

Aku lagi. Sebenarnya hal ini sudah cukup lama terjadi. Aku bekerja, berusaha jadi tulang punggung keluarga, menafkahi keluarga dengan segala keperluannya. Sementara suamiku berdiri pada keangkuhannya, bersikap tak mau tahu, karena yang ada dalam pikirannya adalah hidup enak, makan enak, dan segala hal yang enak-enak.

Gajinya tiap bulan, entahlah dia gunakan untuk apa. Bahkan memberikan anaknya uang jajan adalah perkara yang sangat amat jarang terjadi. Aris sudah malas dengan ayahnya, Aris bahkan trauma karena pernah dibentak ketika dia ingin meminta uang jajan pada ayahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline