Lihat ke Halaman Asli

Modal 10 Juta, Pendapatan 5,5 Juta/Bulan

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

[caption id="attachment_113553" align="aligncenter" width="612" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Malam itu tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya, disertai petir yang menyambar-nyambar. Dengan terpaksa saya matikan modem, komputer dan TV. Untuk berjaga-jaga jangan sampai modem dan TV saya rusak lagi seperti kejadian beberapa bulan lalu ketika petir menyambar dan meruskan kedua benda tersebut. Bukan hanya milik saya, beberapa tetangga mengalami nasib yang sama, rejeki untuk tukang servis elektronik. Para pemuda yang biasa nongkrong di tikungan jalan dan bapak-bapak yang menoton TV di pos kamling dekat toko saya langsung bubar jalan karena hujan ini. Hujan sederas ini membuat warung saya menjadi sepi, siapa mau berhujan-hujanan hanya untuk membeli sebatang rokok atau sebungkus mie instan. Karena TV dimatikan, nge-net tidak bisa iseng-iseng saya mengambil kalkulator. Menghitung nilai rupiah rokok yang berada di table top dispenser/etalase rokok, dapat angka 1,4 jt. Hitungkan dilanjutkan ke rak mie instan, gas elpiji, minuman galon, sabun, kosmetik, obat-obatan, obat nyamuk dan lain sebagainya. Diseling melayani beberapa pembeli (teryata ada juga pembeli, kebanyakan membeli lilin karena khawatir mati lampu) ternyata kurang lebih nilai barang yang ada di warung saya sekitar Rp. 10,3 juta. Menurut catatan yang saya buat setiap hari warung ini memberikan keuntungan sekitar Rp. 5,5 jt/bulan. Pendapatan tersebut termasuk dari penjualan pulsa yang memberikan keutungan sekitar Rp. 35.000/hari. Angka yang cukup lumayan untuk pekerjaan yang dilakukan dirumah, sambil nge-net sepanjang hari ditambah bisa sambil bermain-main dengan kedua anak saya. Jika ada yang bertanya, kok bisa dengan modal rp. 10 jt menghasilkan pendapatan Rp. 5,5 jt per bulan, sedangkan teman-teman saya yang mau masuk jadi Abdi Negara harus nyogok antara Rp. 80-120 jt, itu pun pendapatan hanya sekitar 2,5 jt/bulan. Tentu saja bisa dengan omset per hari rata-rata Rp. 1,2 juta (diluar pulsa) saya mendapatkan marhin keuntungan sekitar 15%. Saya juga memainkan buffer stock barang yang dijual. Stock tidak perlu banyak yang penting barang lengkap. Rumusnya Jumlah penjualan/hari X 2. Contohnya, penjualan rokok merk Y adalah 5 bungkus per hari. Saya tidak perlu menyediakan stock sampai 20 bungkus, cukup 10 bungkus saja, karena jika stok terlalu banyak akan memakan modal kita. Lebih baik uangnya saya belanjakan barang lain untuk melengkapi warung. Untuk mendapatkan barang ada dua cara, membeli sendiri ke grosir dan ada juga barang yang diantar oleh distributor. Untuk belanja ke grosir saya lakukan setiap hari, bahkan sehari bisa 2 kali jika keadaan warung sedang ramai. Untuk barang dari distributor biasanya mereka datang satu minggu sekali (rokok, minuman ringan, sabun dll), tetapi ada juga yang setiap 10 hari (air galon dll)  dan 14 (es krim, dll) hari sekali. Barang yang di beli harus dibayar tunai, kecuali beberapa pemasok makanan kecil meggunakan cara titip, saya hanya bayar yang lakunya saja. Kedua selalu murah senyum dan mengucapkan terima kasih kepada pelanggan. Jangan lupa sedekah. Jam buka warung saya 5.30 s.d 23.00, kecuali malam minggu/libur tutup jam 24.00. pembeli pagi didominasi oleh ibu-ibu, siang sampai sore oleh anak-anak, malam oleh remaja dan bapak-bapak. Untuk menjaga warung saya bergantian dengan istri saya. Pagi adalah tugas saya, siang sampai sore (pada waktu ini saya pergi ke pasar dan istirahat) adalah tugas istri, malam kembali menjadi tugas saya. Banyak suka dan duka dalam menjalani profesi ini. Sukanya, dengan bekerja di rumah mendapatkan pendapatan hampir sama dengan pendapatan level supervisor di perusahaan swasta. Mempunyai banyak waktu untuk bermain dan mendidik anak-anak, bisa sambil nonton TV dan nge-net seharian, tau gosip terbaru mengenai tetangga karena kadang ada kepelanggan yang bocor juga, bergosip di warung saya (rule bagi pemilik warung, hanya menjadi pendengar, jangan berkomentar dan jangan menyebarkan gosip) Dukanya saya sangat jarang bisa berpergian bersama anak istri bersama-sama. Saya atau istri saya harus bergantian menjaga warung. Andai saja saya memiliki dana Rp. 100 jt seperti yang digunakan tetangga saya gunakan menyogok agar dapat masuk menjadi abdi negara, mungkin warung saya bisa menghasilkan 55 jt/bulan.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline