Lihat ke Halaman Asli

Serial Mba Puti: Ade Kecil Jangan Malas Makan

Diperbarui: 6 Juli 2015   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore itu mba Puti jalan – jalan di sekitar rumahnya. Mencoba menghilangkan kepenatan setelah seharian melakukan aktifitas. Disuatu lapangan yang tidak begitu luas berkumpul beberapa ibu – ibu bersama balita mereka. Mereka kelihatan sangat asyik bercerita. Ada dua orang ibu – ibu yang lagi nyuapin anaknya. Tapi mba Puti melihat hal yang lucu ketika ada seorang ibu harus menguber – nguber anaknya untuk menyuapkan 1 sendok  nasi. Mba Puti menghamp

iri ibu – ibu yang lagi ngumpul. Ternyata sang ibu – ibu lagi membahas betapa susahnya menyuruh anak –anak balita mereka makan.  Sudah berbagai cara mereka lakukan mulai dari mengganti menu tiap hari sampai memberi vitamin penambah nafsu makan, bahkan memberi makan sambil main, jalan dan digendong. “Selamat sore ibu – ibu”, sapa mba Puti “Sore juga mba Puti’, jawab para ibu hampir serempak. “Tumben mba Puti keluar sore ini”, celetuk salah seorang ibu “Capek juga bu kalau di rumah terus”, jawab mba Puti sambil tersenyum “Lagi bahas apa ni ibu – ibu, dari jauh saya lihat serius bangat.”, tanya mba Puti Salah seorang ibu langsung menjawab “Ini lho mba Puti….. kita – kita lagi membicarakan betapa susahnya menyuruh anak – anak kita makan”. “Iya mba Puti saya harus berlari – larian mengejar anak saya untuk menyuapkan nasi”, timpal ibu yang tadi saya lihat berlari – lari menyuapi anaknya. “Ooo… begitu rupanya”, jawab mba Puti tersenyum Mba Puti lalu menghampiri anak – anak kecil yang pada asyik kejar – kejaran dan meninggalkan  ibu – ibu yang masih asyik ngobrol. “ Ade –ade… mau dengar cerita mba Puti ga “. Anak – anak kecil yang masih polos itu berhenti berlari dan menghampiri mba Puti sambil bilang ” Mauuuuuuuuuuu”. “Kalau begitu sini duduk dekat mba Puti”, jawab mba Puti. Mereka pada berebutan cari tempat duduk di sekitar mba Puti. “Mba Puti sekarang mau cerita nich. Ade – ade dengarkan yang tenang ya”. “Ya mba…”, sahut mereka serempak. Rata –rata umur mereka 3 – 4 tahun.

Dahulu kala ada negeri yang sangat makmur. Di pimpin oleh seorang raja yang sangat baik, adil dan bijaksana. Negeri itu banyak dihuni sama anak – anak yang seumuran sama kalian.  Anak –anaknya pada rajin makan. Kalau sudah waktunya makan mereka makan. Tidak ada satu orangpun yang malas makan. Ibu – ibu mereka tidak harus marah – marah dulu nyuruh mereka makan. Atau ibu mereka tidak harus kejar –kejaran sama anaknya untuk menyuapin makanan. Di negeri itu banyak tumbuh bermacam buah – buahan Ada jambu, mangga, kedondong, papaya, pisang,  sayur bayam, brokoli,wortel dan padi. Tanaman itu tumbuh sangat subur. Di negeri itu juga banyak terdapat kolam ikan,di dalam kolam ikan itu juga banyak terdapat bermacam – macam ikan. Di negeri itu juga ada ayam yang setiap hari bertelur dan sapi yang setiap hari menghasilkan susu yang segar untuk penduduk negeri itu. Negeri itu bernama negeri Damai. Penduduknya hidup dengan tenang dan tidak pernah kekurangan makanan karena anak – anak mereka pada rajin makan. Jadi tanaman dan hewanpun pada senang sebab mereka merasa sangat di butuhkan oleh penduduk negeri itu. Tapi sudah satu minggu, raja di negeri itu gundah dan bersedih hati karena melihat ibu – ibu di negeri itu pada menangis dan bapak – bapaknya juga pada sedih dan putus asa. Pada suatu hari lewatlah seorang kakek – kakek yang sangat baik hati. Si kakek menghampiri sang raja karena bingung melihat penduduk di negeri itu pada nangis. Sang kakek pergi menemui sang raja. “Paduka Raja maafkanlah hamba yang hina dan lancang ini datang menghadap Paduka”. Sang raja kaget begitu melihat ada seorang Pak tua yang tidak dikenalnya datang menghanturkan sembah pada. Raja dengan cepat – cepat bangkit dari singgasananya dan mengangkat tangan si kakek untuk segera berdiri. “Pak tua silahkan berdiri, tidak pantas Bapak memberi hormat seperti itu pada saya karena bapak lebih tua dari saya”. Sang raja membimbing si kakek duduk di dekatnya. Si kakek tertegun, dalam hati sikakek berkata betapa rendah hati dan tidak sombongnya raja ini. “Kalau boleh saya bertanya, apakah yang sedang terjadi di negeri ini. Kenapa penduduk pada menangis… wahai sang raja?”, tanya si kakek pada sang raja. “Hati saya sangat susah dan gundah Pak tua. Sudah beberapa minggu ini tanaman pada banyak yang layu dan mati dan hewan banyak yang sakit dan mati juga. Sehingga penduduk yang tadinya tidak kekurangan makanan sekarang kesulitan untuk makan,sudah beberapa hari ini penduduk tidak punya persediaan makan”, terang sang raja pada si kakek. Si Kakek bertanya lagi” Apakah yang menyebabkan itu semua?”. “Saya dan penduduk disini tidak tahu apa penyebabnya. Dan ini membuat saya sedih dan bingung”. Si kakek merasa kasihan pada sang raja yang baik hati itu. Dan berniat menolong sang raja mencari penyebab musibah itu. “Baiklah kalau begitu, izinkan saya untuk jalan – jalan keliling negeri. Semoga saja saya dapat mengetahui permasalahannya”, kata si kakek. “Silahkan Pak tua, saya sangat berterima kasih atas bantuan pak tua”, jawab sang raja. Pergilah si kakek keliling – keliling negeri. Beberapa penduduk di situ ditanyain bagaimana kehidupan mereka sebelum terjadi bencana. Si kakek juga menanyain bagaimana sikap anak – anak di negeri ini sebelum datang musibah. “Ibu – ibu dan bapak – bapak, maaf  bolehkah saya bertanya?”, kata si kakek pada ibu – ibu dan bapak – bapak yang lagi berkumpul di sebuah saung. Penduduk yang berkumpul tadi terkejut dengan kedatangan sikakek. Walaupun mereka dalam kesusahan tapi mereka tetap ramah sama pendatang. “Silahkan Pak tua “,kata seorang bapak – bapak “Saya lihat tanaman dan ternak disini pada banyak yang mati. Kalau boleh saya tahu apakan penyebabnya?”, tanya sang kakek “Itulah Pak tua kami bingung karena tidak tahu kenapa. Tiba – tiba saja tanaman dan hewan disini pada mati. Ayam tidak lagi mau bertelur dan sapi tidak lagi menghasilkan susu. Pada hal tidak ada wabah penyakit pada ternak dan tidak ada hama pada tanaman. Anak – anak kami pada kelaparan Pak tua. Kami tidak tahu harus bagaimana lagi”.

“Apakah sebelum kejadian ini anak – anak di negeri ini pada rajin – rajin makan?”, tanya paka tua lagi. Walaupun penduduk yang berada di saung kebingungan dengan pertanyaan Pak tua, t Tapi seorang ibu menjawab ”Sangat rajin Pak tua, bahkan kami tidak harus susah – susah menyuruh mereka makan. Kalau sudah waktunya makan mereka akan minta makan. Tapi sudah beberapa hari mereka pada malas makan. Mereka pada asyik bermain sehingga lupa makan”. Pak tua manggut- manggut, sekarang dia sudah tahu penyebab kenapa tumbuhan dan hewan pada mati.

Pergilah Pak tua menghadap raja untuk melaporkan apa yang menyebabkan tumbuhan dan hewan pada mati. Begitu mendengarkan penjelasan dari Pak tua, sang raja memerintahkan penduduknya untuk membawa anak – anak mereka berkumpul dilapangan. Setelah semua anak kecil berkumpul lalu sang raja berbicara.

“Anak – anakku semuanya……. Sekarang dengarkan baik-baik… Selama ini tanaman tumbuh dengan subur dan hewan pada sehat – sehat karena anak – anak di negeri ini pada rajin makan. Kalau anak – anak ku masih pada susah makan lama – kelamaan kita tidak akan punya makanan lagi sebab tanaman tidak mau tumbuh dinegeri ini dan hewan pada pergi meninggalkan negeri ini, mencari negeri yang anak – anaknya mau makan. Apakah anak – anak ku mau kita tidak punya makanan lagi?”. Dengan serempak anak – anak di negeri itu menjawab” Tidakkkkkkkkkkkk Paduka Raja. Kami tidak mau tanaman dan hewan pergi dari negeri ini. Kami tidak mau kelaparan”. “Kalau begitu mulai sekarang rajin – rajinlah makan jangan lagi malas ya”. “Ya baginda raja”, jawab anak – anak itu kembali Sejak saat itu anak – anak di negeri itu kembali rajin makan. Mereka berjanji dalam hati tidak akan malas makan lagi. Tanaman mulai kembali tumbuh subur dan hewan juga kembali berkembang biak dengan baik dan sehat.

“Nah ade – ade sekarang mba Puti mau tanya apakah kalian mau kelaparan?? “Tidak mau mba Puti”, jawab anak –anak kecil yang duduk disekitar mba Puti. Kalau begitu ade – ade jangan malas makan ya? “Ya mba Puti”, jawab anak – anak itu lagi. “Nah gitu dong. Itu baru namanya ade mba Puti yang manis dan pintar. Sekarang siapa yang belum makan ayo makan”. Tiba – tiba anak yang tadi harus di kejar – kejar ibu untuk menyuapkan nasinya, berlari kearah ibunya dan minta disuapi. Dia duduk dengan tenang di depan ibunya sampai nasinya habis. Si ibu – ibu yang tadi asyik ngobrol rupanya juga mendengarkan cerita mba Puti, mereka  jadi tersenyum senang karena tiba – tiba anak mereka pada minta makan. ~ the end~




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline